Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Indonesia berpeluang besar memanfaatkan potensi dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Economic Development and Finance (Indef) Esther Sri Astuti.

Esther menilai rencana Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada barang-barang Tiongkok setelah ia dilantik menjadi presiden Amerika Serikat pada Januari 2025 akan menimbulkan kekhawatiran. Kekhawatiran ini terkait dengan kemungkinan terjadinya perang dagang baru antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Ia mengatakan Indonesia mempunyai peluang untuk mengisi kesenjangan yang ditinggalkan China di pasar AS, khususnya di sektor elektronik. Namun menurutnya, hal tersebut hanya bisa tercapai jika Indonesia mampu meningkatkan daya saing produknya.

Indonesia perlu menekan biaya produksi dan menawarkan harga yang lebih kompetitif untuk bersaing di pasar global, ujarnya dikutip Antara, Rabu (27/11/2025).

Selain itu, beliau menekankan pentingnya memperluas jaringan perdagangan internasional melalui perjanjian multilateral. Jika langkah ini tidak dilakukan, Indonesia hanya akan menjadi penonton dinamika perekonomian global.

Esther juga mengenang, pada perang dagang AS-China tahun 2019 lalu, Vietnam menjadi negara yang paling diuntungkan. Memanfaatkan lokasinya yang strategis dan jaringan perjanjian perdagangan yang luas, Vietnam telah menjadi jalur transit produk Tiongkok yang diekspor ke Amerika Serikat.

“Produk Tiongkok dikirim terlebih dahulu ke Vietnam, kemudian diekspor ke Amerika dengan label Made in Vietnam,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, rencana kebijakan impor Trump tidak hanya berdampak pada China, tapi juga negara-negara ASEAN.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada 13 November 2024, ia menyatakan pemerintah akan mengambil langkah dini terhadap kebijakan tersebut.

“Negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam dan lainnya, kemungkinan besar juga akan menjadi sasaran tarif impor ini,” kata Sri Mulyani.

Indonesia diharapkan dapat segera menyesuaikan strateginya dalam menghadapi perubahan kebijakan perdagangan global dan memanfaatkan peluang yang muncul antara ketegangan ekonomi dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *