Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, Desara Biliwe memberikan informasi terkini mengenai situasi kerusuhan yang melanda beberapa kota di Inggris dan Irlandia Utara. Dalam enam hari terakhir, sekitar 400 orang telah ditangkap terkait kerusuhan yang meluas di berbagai daerah.

Kerusuhan tersebut diyakini dipicu oleh xenofobia dan misinformasi seputar insiden penikaman di Southport pada 29 Juli 2024. Informasi yang dipublikasikan di jejaring sosial mengidentifikasi tersangka sebagai seorang imigran Muslim, yang menambah ketegangan.

“Meskipun berita di media sosial menunjukkan kejadian-kejadian yang mengerikan dan tersebar, penting untuk dipahami bahwa kerusuhan ini tidak terjadi secara bersamaan di seluruh Inggris. Misalnya, saya saat ini berada di Edinburgh, Skotlandia, yang jaraknya sekitar 700 km. Jauh dari itu. London dan situasi aman. Desara Bailiffe menjelaskan dalam acara “Britasatu Pagi” yang ditayangkan BTV pada Rabu (8/7/2024): “Peristiwa kerusuhan ini hanya terjadi di beberapa kota dan kota saja.” Itu tidak dalam skala besar.”

“Berita yang disiarkan seringkali merupakan cuplikan peristiwa di suatu tempat tertentu, seperti Sunderland, Plymouth, atau Birmingham. Oleh karena itu, kami tidak bisa menggeneralisasi bahwa kejadian ini mencerminkan situasi secara keseluruhan, ujarnya.

Secara umum kita harus waspada, jika kita mengikuti berita di berbagai media, situasinya sangat tegang dan kita tidak merasa aman di sini.”

Menurut Desra, meski situasi sangat mencekam, pemerintah Inggris telah mengambil langkah penting untuk mengatasi kerusuhan tersebut.

“Pemerintah Inggris, yang berkuasa sebulan lalu, sedang melakukan penyesuaian. Komitmen Perdana Menteri semakin terlihat dengan ditangkapnya 400 orang dan peningkatan kehadiran polisi untuk menjaga keamanan, termasuk di tempat keagamaan seperti masjid, ujarnya.

Desra juga menegaskan adanya backlog dalam proses peradilan di Inggris, namun pemerintah berusaha mempercepat proses peradilan dan banyak pelaku kerusuhan yang sudah dihukum.

Ia mengatakan, meski proses pengadilan mengalami penundaan, namun upaya pemerintah dalam menangani kasus ini semakin terlihat.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *