Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id OBSERVER dan anti-korupsi Hardjuno Wiwoho, untuk segera menyetujui DPR 2024-202 dan aset ke properti keamanan nasional (memproduksi). Hardjono berharap bahwa properti properti properti tidak akan ditutup sampai bagian parlemen.

“Jujur, saya tidak ingin berpartisipasi dalam dikte ini. Hal terpenting bagi saya adalah pengalihan RUU tersebut.

Menurut Hardjono, RUU dan RUU itu menunjukkan bahwa dalam mumi DPR, memang, bukan diskusi yang serius. Karena gambar lukisan dapat menghancurkan semangat utama RUU itu.

“Bagi saya, elemen utama dari RUU ini adalah tidak memulihkan aset, bukan untuk mengembalikan aset, terlepas dari asal usul aset,” katanya. Pria

Hardjuno mengatakan RUU itu adalah alat penting untuk memperkuat tindakan aset yang dikatakan sebagai hasil dari kejahatan tanpa perlu proses pidana akhir. RUU adalah alat yang efektif untuk menuntut transparansi dan akuntabilitas para pemimpin pemerintah.

Oleh karena itu, Hardjuno segera dikonfirmasi tanpa jebakan di diktator.

Hardegono mengakui bahwa kerangka kerja ini dapat disebabkan oleh kompleksitas konsep konsep konsep non-politik (NCB).

Di negara -negara maju yang dikembangkan di negara -negara maju, NCB, kejahatan dan hukuman pidana, Amerika Serikat dan Inggris dijelaskan secara efektif untuk menyita kejahatan.

Di Amerika Serikat, misalnya, pemerintah dapat menyita aset kegiatan kriminal dengan hak untuk menyita aset sipil yang memungkinkan penyitaan kejahatan. Untuk menyita.

“Di Inggris, pemerintah dapat menyita apa yang mereka katakan, bahkan dengan mekanisme serupa yang terkait dengan kejahatan terorganisir, yang sangat berguna dalam terlibat dalam pekerjaan dengan saksi yang tidak ingin bekerja.”

Hardjono menekankan bahwa mekanisme perampasan aset sipil harus dipelajari dari negara -negara ini, karena sangat efektif dalam memerangi korupsi dan kejahatan keuangan yang kompleks.

“Jika DPR memahami manfaat dari RUU tersebut, mereka juga bisa mendapatkan properti progresif dan pemberani, termasuk Prolegnaya nasional, seperti pemerintah, bahkan kasus -kasus yang murah, misalnya, menyalahgunakan hasil RP sumber daya publik.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *