Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pernahkah Anda merasa panik setelah mencari gejala kesehatan di internet dan menemukan bahwa “Dr. Google” mendiagnosis Anda menderita berbagai penyakit?
Dengan akses yang mudah, siapa pun dapat mengetik gejala ke Google dan mendapatkan berbagai kemungkinan diagnosis yang seringkali salah. Seringkali, ketika Anda akhirnya pergi ke dokter sungguhan dan menjelaskan kekhawatiran Anda berdasarkan informasi internet, dokter tersebut mungkin akan mengejek, “Dari mana Anda mendapatkan diagnosis itu dari dokter Google?”
Meskipun Dr. Sering dianggap sebagai sumber diagnostik yang tidak bisa diandalkan, Google kini mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) yang lebih canggih yang disebut “HeAR”, seperti dilansir Phone Arena, Sabtu (31/8/2024).
Berbeda dengan pencarian gejala di Google pada umumnya, HeAR menggunakan data akustik dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit. Salah satu penyakit yang dapat dideteksi sejak dini dengan metode ini adalah TBC.
Dalam banyak kasus penyakit kritis, diagnosis dini adalah kunci terpenting untuk kelangsungan hidup. Kabar baiknya adalah ini bukan sekedar perspektif masa depan. Saat ini, sebuah perusahaan obat pernafasan di India telah menggunakan HeAR untuk menggerakkan model AI bioakustiknya.
HeAR, atau Health Acoustic Representation, adalah alat yang dapat digunakan para peneliti untuk membangun model AI yang dapat mendengarkan suara manusia dan mendeteksi tanda-tanda awal penyakit. Google melatih HeAR menggunakan 300 juta data audio, termasuk 100 juta suara batuk. Bayangkan di masa depan, seorang dokter dapat meminta Anda batuk dan menggunakan AI untuk menganalisis suara, sehingga memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.
Saat ini, Google Doctor dikenal sebagai tempat bagi mereka yang panik untuk melakukan diagnosis diri. Namun dengan HeAR, terdapat potensi besar untuk mengubah pendekatan ini secara mendasar.
Teknologi tersebut berpotensi untuk disematkan pada ponsel pintar, artinya pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan di daerah terpencil tanpa memerlukan peralatan medis yang mahal seperti rontgen atau MRI. Bayangkan ponsel cerdas Anda bisa menjadi alat diagnostik kesehatan canggih yang dapat mendeteksi penyakit serius dengan mikrofon internal.
Google juga bermitra dengan Salcit Technologies, sebuah perusahaan medis India yang menggunakan model AI bioakustik Swaasa untuk membantu mendiagnosis kondisi paru-paru berdasarkan suara batuk pasien. Salcit kini menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan diagnosis dini tuberkulosis.