Gaza, prestasikaryamandiri.co.id – Pakar Timur Tengah memperkirakan dengan meninggalnya Ismail Haniyeh, tentara Hamas akan menunjuk pemimpin senior baru, Yahya Sinwar. Pemimpin Hamas di Jalur Gaza menjadi salah satu arsitek serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Para ahli mengungkapkan, Yahya Sinwar menjadi pemimpin Hamas setelah kematian Haniyeh.

Pria berusia 61 tahun itu menjadi korban buronan Israel. Hadiah sebesar $400.000 (sekitar Rp 6,4 miliar) diberikan untuk kepalanya setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang di Israel selatan.

“Orang yang ingin ditangkap Israel adalah Sinwar. Dia berada di dalam terowongan, mungkin di suatu tempat di Gaza, dia masih menjalankan kekuasaannya di Gaza,” Stephen Ganyard, pensiunan kolonel Marinir dan wakil asisten sekretaris Departemen Luar Negeri AS, mengatakan kepada ABC News.

Pejabat Israel mengumumkan pada Kamis (1/8/2024) bahwa mereka membunuh Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas, dalam serangan di kota Khan Younis di Gaza selatan. Deif dan Sinwar diduga mendalangi serangan 7 Oktober 2023 ke Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa Deif telah dicopot.

Berita kematian Deif muncul sehari setelah para pejabat Iran mengkonfirmasi bahwa pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan bom di sebuah wisma di Teheran tempat dia menginap saat menghadiri pelantikan presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian. 

Israel belum mengaku bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, namun Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan pembalasan terhadap Israel.

Menurut Ganyard, pembunuhan para pemimpin senior Hamas tampaknya memberi Sinwar kendali atas Hamas.

“Jadi Sinwar adalah seseorang. Terlepas ada atau tidaknya penggerak politik yang dicopot, mereka tetap bisa melakukan perundingan karena pada akhirnya Sinwar harus menyetujui apapun perundingan yang dilakukan, ”ujarnya.

Ganyard memperkirakan pembunuhan Haniyeh akan menunda perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sementara Iran memutuskan bagaimana membalas kematian Haniyeh di wilayahnya sendiri.

“Yang pada akhirnya akan mengambil keputusan adalah Sinwar. Dialah orang yang harus menyetujui segala bentuk perundingan perdamaian dengan Israel,” kata Ganyard.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *