Tangerang, prestasikaryamandiri.co.id – Dinas Pendaftaran Kependudukan dan Kewarganegaraan (Disdukcapil) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menyusun strategi untuk menekan jumlah pendatang ke Jakarta, terutama bagi warga yang berpendidikan menengah dan tidak memiliki keterampilan khusus.
Kepala Kantor Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Dukkapil Budi Awaluddin mengatakan, pihaknya mencatat setidaknya 84% penduduk Jakarta saat ini merupakan lulusan SMA, SMP, dan SD.
Padahal, warga yang tamatan SMA ke bawah tidak dilarang untuk pindah ke Jakarta. Kami mendorong pendatang datang tidak hanya bermodal cadangan, tapi juga dibekali keterampilan dan pendidikan, katanya.
Hal tersebut disampaikan Budi saat acara FGD Investor Daily di Kantor B-Universe, Tokyo Hub PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (23/4/2024).
Budi menegaskan, pihaknya berharap para pendatang yang datang ke Jakarta memiliki keterampilan dan pendidikan untuk mengisi sektor formal Jakarta yang sedang berkembang.
Apalagi saat kementerian dialihkan ke IKN, kita tidak menginginkan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, kita berharap mereka yang datang ke Jakarta mempunyai keterampilan dan kesempatan kerja, jelasnya.
Oleh karena itu, Budi berharap ke depannya jumlah ekspatriat yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib bisa berkurang.
Pada tahun 2023, menurut catatan Disdukcapil, jumlah pendatang yang masuk ke Jakarta akan berkurang dari 27.000 pada tahun 2022 menjadi sekitar 20.000. Tren ini sebanding dengan jumlah penduduk Jakarta yang terus meningkat.
Oleh karena itu, kami sangat optimis pasti akan terjadi penurunan kunjungan ke Jakarta pada tahun ini, ujarnya.
Budi yakin, banyak warga pendatang yang kini melirik daerah penyangga ibu kota seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) sebagai tempat baru bagi para migran untuk tinggal dan bekerja.
Mungkin daerah Bodetabek yang dikembangkan sudah terlihat pemerataan pembangunannya sehingga banyak masyarakat yang enggan datang ke Jakarta, ujarnya.