Tanjungpinang, prestasikaryamandiri.co.id – Dinas Pendidikan Tanjungpinang (DISDC) menyikapi penderitaan siswa Sekolah Dasar (SD) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kpri), yang terancam dikeluarkan dari sekolah setelah orang tuanya protes karena hadiah uang tersebut adalah hadiah. kompetisi. 50% sekolah telah lulus. 

Peristiwa itu terjadi setelah adanya mediasi antara pihak keluarga dan pihak sekolah melalui Dinas Pendidikan Tanjung Pinang.

Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang Teguh Ahmed Sayafari mengatakan, keyakinan siswa SD terhadap penghargaan kompetisi tersebut karena adanya komunikasi antara kepala sekolah (Kepsec) dan orang tua siswa.

“Itu masalah komunikasi yang buruk yang tidak bisa dilewati,” kata Teguh seperti dikutip situs prestasikaryamandiri.co.id Radarsatu.com pada Jumat (13/12/2024).  

Teguh menjelaskan, banyak permasalahan yang dibahas dalam mediasi tersebut. Pertama, transfer ke siswa. Kedua, pengurangan hadiah uang kompetisi yang kabarnya mencapai 50 persen. “Anak-anak dikeluarkan atau dipindahkan, itu tidak benar. Apalagi sekarang sedang ujian. Proses perpindahannya dilakukan oleh dinas, bukan pihak sekolah,” ujarnya.

Pemotongan penghargaan terhadap siswa SD yang diprotes orangtuanya, kata dia, juga tidak benar. Setelah duduk bersama, orang tuanya menyadari bahwa itu tidak akan cukup. “Alhamdulillah orangtuanya paham,” imbuh Teguh.

Lanjutnya, pertemuan tersebut memastikan para pelajar di tingkat daerah dapat melanjutkan studinya secara normal.

Teguh mengaku tidak pernah menerima surat mutasi atau pengusiran dari sekolahnya. “Baru kemarin kita kasih anak bunga dan kue. Jadi tetap sekolah. Itu anak yang pintar,” ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Tanjungpinang menanggapi rumor pembagian hadiah lomba yang berujung siswa terancam dikeluarkan dari sekolah. “Saya tidak bisa bertindak sendirian, saya harus bicara dengan pimpinan terlebih dahulu,” kata Kepala Bidang Pembinaan SD Tanjungpinang, Achmad Suprapto.

Ia mengaku mengetahui keyakinan siswa sekolah dasar yang memprotes penghargaan kompetisi tersebut. Bahkan, dia bertemu dengan manajer (manajer).

Di sisi lain, orang tua siswa, Indra Imran, mengatakan bentrokan terjadi saat ia memprotes dugaan pemotongan uang lomba daerah yang dimenangkan putranya. Diskonnya hingga 50% dari jumlah hadiah yang diterima anak. Hadiah Rs 4 lakh, putranya mendapat Rs.

Menurut dia, pemotongan itu karena alasan yang jelas. Karena frustrasi, dia langsung protes ke pihak sekolah. Dia meminta sekolah untuk mengembalikan biaya kompetisi yang dipotong darinya dan memindahkan anaknya ke sekolah lain.

Kali ini konflik antara siswa sekolah dasar dan orang tuanya yang memprotes hadiah lomba telah usai. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *