JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Pada International Business Forum Hannover Messe 2024, Pertamina menegaskan komitmennya untuk mendorong semakin pentingnya peran perempuan dalam industri energi nasional. Hal itu dibuktikan dengan menetapkan target hingga 25 persen manajer perempuan di wilayah bisnis Pertamina Group.

Nik Vidyavati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menegaskan perempuan diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya di sektor energi. Perempuan dapat memainkan peran strategis, tidak hanya peran pendukung, namun juga di level manajemen. Saat ini pekerja perempuan di Pertamina berjumlah sekitar 18 persen dan sebagian besar menduduki posisi support, dan persentasenya di level manajemen sekitar 20 persen.

“Tujuan kami adalah meningkatkan angka tersebut menjadi 25 persen pada tahun ini, begitu pula BUMN untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja,” kata Nick dalam sesi diskusi forum bisnis bertema “Menempa Industri yang Cerdas dan Berkelanjutan” – Women in Industry 4.0, Hannover, di Jerman, Senin (22/4/2024).

Menurutnya, saat ini Pertamina telah membentuk komunitas yang didedikasikan untuk pemberdayaan pekerja perempuan. Komunitas memberikan pelatihan, pendampingan dan program khusus yang ditujukan kepada pegawai dan Universitas Pertamina.

“Kami memiliki kuota khusus yang menetapkan persentase peserta tertentu harus perempuan,” tambah Nick.

Selain itu, lanjutnya, Pertamina juga fokus pada pengembangan dan pemberdayaan perempuan bagi UMKM. Sebelumnya, hanya sedikit UMKM binaan Pertamina yang dimiliki oleh perempuan.

“Sekarang lebih dari 50 persen UKM kita (Pertamina) dimiliki oleh perempuan. Kami memiliki program khusus untuk meningkatkan peran perempuan dalam usaha kecil dan menengah. – Kami juga memiliki program magang yang mengalokasikan sebagian kuota untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada perempuan, katanya.

Namun, lanjut Nick, Pertamina memahami masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan di sektor energi. Hal ini harus dimulai dari kesadaran dan pemahaman terhadap keluarga dan lingkungan yang memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk menjadi pemimpin yang baik.

“Saya bangga sekali Pertamina Holding kini memiliki dua orang direktur perempuan. Dan kami telah mendapatkan pengakuan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga internasional,” imbuhnya.

Sebagai eksekutif puncak di Pertamina, Nick terus meyakinkan dan membangun kepercayaan diri para pekerja perempuan bahwa mereka dapat menjadi bagian dari perjalanan perusahaan dengan membangun kapasitas dan mengubah cara pandang.

Dalam kesempatan tersebut Nick juga memaparkan berbagai isu penting untuk meningkatkan peran perempuan dalam industri energi di Indonesia. Pertama, masih adanya praktik dan prasangka gender. Ia ingin menyampaikan pesan yang kuat kepada seluruh perempuan bahwa perempuan harus membuktikan bahwa kita mampu, dan bahwa prasangka serta asumsi hanyalah mitos belaka.

Selain itu, menurut Nick, perempuan perlu meningkatkan kemampuan mereka dan membuktikan kepada orang lain bahwa perempuan memiliki keterampilan untuk menjadi pemimpin global di industri energi. Kedua, sektor energi mengandalkan pendidikan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, matematika).

Ia mengungkapkan, data menunjukkan rata-rata hanya 19 persen lulusan yang saat ini menekuni bidang STEM dan 50 persen di antaranya memilih bidang energi. Isu ketiga, lanjut Nick, adalah keseimbangan kehidupan kerja.

“Sebagai perempuan, kita tentu mempunyai peran strategis sebagai pekerja dan ibu perempuan, dan kita harus menyeimbangkannya,” tegas Nick.

Nick menekankan pentingnya pendidikan dan sistem yang mendukung perempuan dalam menyeimbangkan peran tersebut. Isu keempat adalah kebijakan tempat kerja.

– Di Pertamina misalnya, kami punya kebijakan yang harus dipatuhi, yaitu kebijakan tempat kerja yang hormat. “Kami memiliki pesan yang sangat kuat untuk menolak segala bentuk pelecehan,” tegas Nick.

Dan yang terakhir, kata Nick, kita perlu meningkatkan peran lingkungan hidup, terutama dalam meningkatkan dan memperbaiki persepsi mengenai budaya dan kondisi sosial.

“Jadi 5 permasalahan ini perlu diatasi agar perempuan di Indonesia bisa lebih berpartisipasi di sektor energi,” tutup Nick.

Pertamina sebagai perusahaan terdepan di bidang transisi energi berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi tahun 2060 dengan terus menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *