Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Kemenkeu) Kementerian Keuangan Askolani menjelaskan alasan puluhan ribu kontainer masih berada di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Ascolani mengatakan saat ini ada sekitar 26.415 kontainer yang diperiksa sesuai prosedur. Beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) juga dilibatkan dalam proses pemeriksaan peti kemas dan perizinan.

“Prosesnya sederhana, jalani saja. Tidak ada yang mengejutkan dalam hal ini. Nanti kalau ada yang tidak sesuai pasti dilarang Kementerian Perindustrian, dilarang Kementerian Perdagangan, PT Surveyor, banyak pihak yang menyusul, kata Ascolani usai rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR. Dikutip Ontario, Rabu (10/7/2024).

Terkait dugaan adanya bahan baku industri lokal di dalam kontainer tersebut, Akolani mengatakan akan diperiksa lebih lanjut oleh pihak bea cukai.

“Konten harus sesuai aturan. Kalau ada (termasuk) larangan dan pembatasan (lartas), tidak ada titik lewat langsung, pasti dicentang. Izin dagang, izin dari PT Surveyor Indonesia, prosesnya panjang. “Ini bukan hanya soal bea dan cukai, ini soal semua pihak,” kata Ascolani.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya ingin mengetahui isi dari 26.415 kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak guna menyiapkan strategi pencegahan yang efektif untuk melindungi industri lokal.

“26.000 itu angka yang sangat besar. Kalau bicara 100-200 kontainer, mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi dengan 26.000 kontainer, kita harus mitigasi,” kata Agus Gumiwang. 

Menurut dia, transparansi informasi isi kontainer tersebut sangat penting karena 26.415 kontainer tersebut macet dan berpotensi mengandung bahan baku industri yang dapat mengancam industri lokal.

“Saya ingin tahu apakah barang-barang tersebut bahan mentah? Kalau iya, untuk sektor apa? Atau mungkin barang jadi seperti pakaian, televisi, atau barang elektronik lainnya,” ujarnya.

Menperin sudah melayangkan surat ke Kementerian Keuangan untuk meminta informasi dan data isi peti kemas di kedua pelabuhan tersebut, namun belum mendapat tanggapan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *