Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id- Diplomasi ekonomi menjadi salah satu pilar utama diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama satu dekade atau 10 tahun terakhir, kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Dampaknya, aliran masuk investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia akan mencapai USD 50 miliar (Rp 759 triliun) pada tahun 2023.
Wakil Menteri Luar Negeri (Perempuan) Pahala Nugraha Mansuri mengatakan diplomasi ekonomi telah membantu meningkatkan investasi asing langsung di Indonesia dari US$28 miliar (425,1 triliun rupiah) pada tahun 2014 menjadi US$50 miliar pada tahun 2023.
“Hal ini menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi Indonesia berjalan baik dalam menarik investasi di sektor-sektor strategis seperti pangan, energi terbarukan, dan kesehatan,” ujarnya dalam diskusi “Satu dekade diplomasi Indonesia dalam menghadapi dinamika global” di Jakarta. Senin (23/9/2024).
Ia mengatakan diplomasi ekonomi ini dilakukan di tengah tantangan global seperti perang dagang, proteksionisme, dan krisis geopolitik. Namun Indonesia telah mampu memperluas akses pasar melalui 27 perjanjian perdagangan internasional, serta membuka pasar baru di Amerika Latin, Afrika, dan Karibia. “Indonesia berhasil memperluas akses pasar,” imbuhnya.
Selain itu, Indonesia mampu menyelesaikan 218.323 kasus warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri dalam satu dekade terakhir. “Para diplomat Indonesia di KBRI secara aktif memantau WNI yang menjadi korban perdagangan manusia, terkena dampak bencana alam, atau terjebak di zona konflik,” ujarnya.
Pahala menyebutkan Kementerian Luar Negeri telah memperkuat infrastruktur hukum, teknologi industri, dan sumber daya manusia (SDM) di misi luar negeri. “Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap WNI di luar negeri,” jelasnya.
Dengan populasi WNI yang mendekati 8-9 juta jiwa, penting bagi Kementerian Luar Negeri untuk memperkuat dukungan hukum, meningkatkan kapasitas diplomasi, dan memanfaatkan teknologi digital. “Kami berhasil memulangkan 18.022 WNI dalam situasi darurat, termasuk zona konflik dan bencana alam,” ujarnya.