Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pemilik travel Maktour Fuad Hasan Masyhur menanggapi panggilan tim penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (27/5/2024). Dia diperiksa sebagai saksi kasus pencucian uang (TPPU) mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL. Saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi, Fuad mengira dirinya dijebak.

Fouad sudah menghilang saat tim penyidik ​​KPK dipanggil untuk kasus yang sama pada Selasa (14/5/2024). Komisi Pemberantasan Korupsi menunda penyidikan terhadap Fouad hari ini. Terkait pengunduran dirinya sebelumnya, Fouad menilai panggilan KPK hanya sekedar lelucon.

“Ada kesalahan, kurang integritas, mungkin dari KPK, karena saya sudah tinggal di Jakarta sejak 1980. Begitu juga saat ditelepon. Saya ke Sulawesi, lucu karena dipanggil secepatnya,” kata Fuad.

Fawad juga mengungkapkan, panggilan dari KPK hanya akan diterima melalui aplikasi WhatsApp (WA).

“Enggak telpon sama sekali. Hanya WA. Ini layanan resmi, waktu pengantarannya hanya WA. Belum yakin betul. Sebenarnya saya bercanda, saya tanya, ini bukan waktunya berbohong hari ini,” kata Fouad.

SYL diketahui didakwa melakukan pencurian, penggelapan, dan TPPU. Kasus suap dan pendidikan SYL sudah masuk pengadilan, sedangkan TPPU sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi.

Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi mendakwa SYL melakukan pencurian terhadap masyarakat berpenghasilan rendah dan menghasilkan Rp 44,5 miliar dolar selama menjabat Menteri Pertanian.

Puluhan miliar dolar ini digunakan untuk kepentingan pribadi SYL dan keluarganya. Ada yang ditampilkan untuk kado undangan, Partai Nasdem, acara keagamaan, penerbangan, bantuan bencana alam, kebutuhan luar negeri, umrah, dan kurban.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *