JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Tahun Baru Islam 1 Muharram yang jatuh pada tanggal 1 Muharram bukan hanya menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk merayakan awal penanggalan Hijriah.
Namun, ada juga perayaan dan tradisi unik. yang juga mencerminkan keragaman budaya dan agama. Berikut delapan perayaan Tahun Baru Islam yang berbeda di berbagai negara.
1. Indonesia Di sebagian besar wilayah Indonesia. Parade Obor akan digelar menyambut Tahun Baru Islam. Orang-orang mengenakan pakaian Muslim dan membawa obor di jalanan.
2. Uni Emirat Arab Muslim di UEA berdoa di masjid. Hewan kurban seperti kambing, domba atau kuda kemudian disembelih.
3. Malaysia Masyarakat Malaysia berpartisipasi dalam parade tahunan. Mendengarkan khotbah dan membaca Al-Qur’an. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada umat Islam dan untuk mengenang perjalanan Nabi Islam (SAW) dalam hijrahnya dari Mekkah ke Madinah.
4. Maroko Di Maroko, Tahun Baru Islam disebut Hari Asyura bagi umat Islam Syiah. Yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Marking Hussain, putra Ali dan cucu Nabi Muhammad, tewas.
Festival ini mencerminkan umat Syiah dengan menampilkan simbol cahaya kipas di bagian dada. Sedangkan umat Islam Sunni merayakan Tahun Baru Islam dengan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
5. Mesir Di Mesir, perayaan Tahun Baru Islam kerap dijadikan waktu berkumpul bersama keluarga. Orang tua pun memberikan hadiah kepada anaknya. Warga Mesir di Kairo dan kota-kota besar lainnya juga saat Tahun Baru Islam. akan berpartisipasi dalam pertunjukan Tahun Baru Islam yang mencakup atraksi seperti penari sufi tradisional.
6. Afrika Selatan Di Afrika Selatan, tradisi merayakan Tahun Baru Islam meliputi kegiatan seperti puasa, shalat, dan ziarah ke makam para wali.
7. Perayaan Tahun Baru Islam Rusia di Rusia mencakup tradisi unik seperti puasa, doa, dan ziarah ke makam para wali. Masyarakat juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya.
8. Brunei Darussalam Kebersihan wajib dilakukan dalam rangka merayakan Tahun Baru Islam di Brunei Darussalam. Merupakan adat untuk membersihkan masjid dan tempat suci sebagai tanda penghormatan terhadap tempat suci. Kegiatan lainnya antara lain puasa, shalat, dan ziarah ke makam para wali. Masyarakat juga memberikan penghargaan kepada mereka yang mengabdikan diri pada keutamaan dan pengembangan Islam.