Tangerang, prestasikaryamandiri.co.id – Puluhan masyarakat yang tinggal di Desa Rawa Burung Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten terpapar di jalan utara yang menjadi pintu masuk Bandara Soekarno-Hatta. Demonstrasi yang menuntut bantuan keuangan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat pembangunan bandara telah berubah menjadi kekerasan.
CEO Wawan Setiawan mewakili masyarakat di teater pada Rabu (15) dan berkata, “Bagaimana bandaranya sekarang, ada tiga landasan pacu, tapi orang tidak terluka, mereka menderita. Saya rasa ini tidak indah. .” /5/2024).
Protes tersebut diadakan untuk menuntut perumahan bagi mereka yang terkena dampak penggusuran jalan tahun 2018, menurut Direktur Bandara Soekarno-Hatta Ankasa Pura II (AP II). Kami meminta untuk menyelesaikan masalah ini. Sesegera mungkin jangan biarkan keadaan ini berkepanjangan karena ini adalah bandara internasional dan pintu gerbang Indonesia,” kata Wawan.
Wawan Angkasa Pura II mengaku heran hingga saat ini permasalahan tersebut belum bisa diselesaikan.
Wawan menyadari, rumah warga yang mengungsi sudah puluhan tahun berdiri di atas lahan banjir. Namun, dibutuhkan uang untuk mengganti bangunan tersebut.
“Ada dua poin yang tertulis mengenai dampak sosial, pertama, perubahan tempat tinggal. Artinya perubahan, tapi tidak mungkin berubah karena langsung pindah dan ada juga yang disewa. Kedua, ada perubahan sesuai aturan, sehingga bisa didorong untuk menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.
Dalam operasi ini, para pengunjuk rasa saling dorong dan berkelahi dengan polisi.