Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi akan sebesar 0,03% pada Mei 2024. Inflasi tahunan sebesar 2,84% dan inflasi tahun kalender sebesar 1,16%.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangka Hartarto mengatakan deflasi tersebut menunjukkan perekonomian dalam negeri berada dalam tren positif.

“Kita lihat saja, harga komoditas benar-benar melemah. Kemarin, harga komoditas menguat jelang lebaran. Saat ini ada sedikit penurunan,” kata Air Lanka saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (6/3/2024).

Terkait dampak nilai tukar rupee terhadap inflasi impor, Airlangga mengatakan pemerintah terus memantau harga komoditas global. Meski demikian, pemerintah tetap mewaspadai fluktuasi harga komoditas global.

Kita perlu menjaga fleksibilitas perekonomian. Perekonomian dan ekspor kita masih positif,” jelas Air Lanka.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan inflasi tahunan pada Mei 2024 akan berada di kisaran 2,84%. Deflasi bulanan sebesar 0,03%.

“Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya biaya transportasi dan harga pangan. Pengaruh normalisasi hari raya Idul Fitri,” kata Joshua.

Irman Faiz, Ekonom Bank Danamon, mengatakan angka inflasi pada bulan Mei lebih tinggi dibandingkan pola historis pada periode pasca Idul Fitri. Hal ini menunjukkan bahwa risiko inflasi di dalam negeri semakin positif. Selain itu, kenaikan harga bahan baku dalam beberapa bulan mendatang menimbulkan risiko inflasi.

Menurut dia, inflasi akan tetap terkendali. Dan inflasi akan mencapai 2,9% per tahun pada akhir tahun 2024 karena permintaan tampaknya menurun sejalan dengan kondisi ekspor.

“Dari sudut pandang kebijakan, kami memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga kebijakannya di level 6,25% pada pertemuan bulan ini. Menjaga rupee tetap stabil dan melindungi risiko inflasi yang lebih tinggi,” kata Irman.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *