Batavia, prestasikaryamandiri.co.id – Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook April 2024 menyatakan tingkat suku bunga di Indonesia sebesar 5,2 persen. Dengan angka tersebut, Indonesia mempunyai tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN.
Tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,2% turun hanya 0,1% dari 5,3% pada April 2023. Indonesia berada di peringkat pertama di ASEAN, mengungguli Filipina yang mengalami patah tulang sebesar 5,1%.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Maliki mengatakan sulit membandingkan angka pengangguran di Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya karena situasi di Indonesia rumit.
“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika membandingkan negara-negara ASEAN. Masalah pengangguran sangat kompleks dan dipengaruhi oleh struktur perekonomian, kualitas pendidikan, kondisi pasar tenaga kerja dan struktur angkatan kerja yang ada.” ( TPT) mendekati angka pengangguran alamiah (NUR) yang diperkirakan stabil di kisaran 4%,” kata Maliki dalam Investor Daily Talk IDTV, Jumat (09/08/2024).
Maliki menambahkan, pemerintah saat ini sedang berupaya memperbaiki struktur pasar tenaga kerja Indonesia. Menurut dia, angka pengangguran memang menurun, namun jika sektor informal terus menekan lapangan kerja, maka kesehatan masyarakat tidak akan membaik secara signifikan.
“Lowongan biasanya sedikit, tapi bukan karena tidak ada industri yang bisa dikembangkan, tapi karena banyak industri yang menggunakan teknologi. Saat ini, banyak dana yang padat modal dan memerlukan pendidikan khusus sehingga lapangan kerja pun terbatas,” jelas Maliki.
Ia juga mencatat bahwa perubahan permintaan pasar dan inisiatif pemerintah juga mempengaruhi tingkat investasi dan kesempatan kerja.
“Perubahan permintaan kaum muda dapat disesuaikan dengan lingkungan investasi dan peluang kerja di Indonesia,” tutupnya.