Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Selebgram Cut Intan Nabila baru-baru ini mengejutkan netizen dengan membagikan video di akun Instagram miliknya. Dalam video tersebut, Cut Intan Nabila menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Armor Toreador Gustifante.

Intan dan suaminya terlihat bertengkar di dalam kamar. Tubuh Intan dipukul beberapa kali. Meski berteriak, suaminya tetap memukulinya. Bahkan, dalam aksi kekerasan tersebut, anak mereka juga ditendang oleh Armour.

Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berdampak secara fisik, namun juga berdampak serius bagi kesehatan mental korbannya. Berikut beberapa dampak psikologis yang sering dialami korban KDRT, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (14/08/2024).

1. Depresi Kekerasan dalam rumah tangga seringkali berujung pada depresi berat. Depresi ini dipicu oleh trauma yang dialami korbannya, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi pikiran atau tindakan untuk bunuh diri. Risiko terjadinya depresi pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor seperti usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan lamanya kekerasan yang mereka alami. Semakin lama seseorang terkena kekerasan dari pasangannya, maka semakin tinggi pula risiko terkena depresi.

2. Gangguan stres pasca trauma (PTSD) Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Gejala umum PTSD meliputi rasa takut yang hebat, perasaan rentan dan tidak berdaya. Ketakutan ini bisa sangat traumatis, apalagi jika korban masih dekat dengan pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Penanganan yang segera sangat diperlukan untuk mencegah gangguan jiwa yang lebih serius.

3. Gangguan kecemasan Korban kekerasan dalam rumah tangga seringkali mengalami gangguan kecemasan. Mereka mungkin tiba-tiba merasa cemas atau takut ketika mengingat kekerasan yang dialaminya, meski tanpa pemicu yang jelas. Kondisi ini sangat mengganggu keseharian korban dan penting untuk segera mencari pertolongan profesional agar kondisinya tidak semakin parah dan aktivitas korban dapat kembali normal.

4. Penyalahgunaan Narkoba Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat menyebabkan korbannya menyalahgunakan zat-zat seperti alkohol atau obat-obatan. Menurut Center on Abuse, perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar untuk menyalahgunakan alkohol dan sembilan kali lebih besar kemungkinannya menggunakan narkoba dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Selain itu, pelaku yang sering berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan cenderung kehilangan kendali atas tindakannya sehingga dapat memperburuk situasi kekerasan dalam rumah tangga.

Dampak psikologis dari kekerasan dalam rumah tangga sangat berbahaya dan dapat mengganggu kualitas hidup korbannya. Oleh karena itu, penting bagi korban kekerasan dalam rumah tangga untuk segera mendapatkan dukungan dan bantuan yang mereka perlukan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *