JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Otoritas Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan kepada jamaah haji tentang kemungkinan cuaca sangat panas pada puncak musim haji tahun 2024, dengan suhu mencapai 44 derajat Celcius.
Situasi ini meningkatkan risiko serangan panas bagi jamaah. Menyikapi situasi tersebut, Persatuan Dokter Haji Indonesia (Perdokhi) memberikan beberapa petunjuk praktis untuk menghindari situasi tersebut.
“Cuaca panas sangat berbahaya, terutama bagi jamaah yang memiliki penyakit penyerta seperti darah tinggi, paru-paru, dan jantung,” kata Ketua Umum Pemerintah Pusat Perdokhi Syarief Hasan Lutfie, Jumat (7/6/2024). Dia mengatakan dalam konferensi pers online: “Namun, cuacanya sangat panas dan mudah mengalami dehidrasi dan kelelahan. “
Syarief menjelaskan, hal utama yang harus diperhatikan jemaah haji adalah intensitas minum air putih agar tidak dehidrasi. Umat paroki harus minum air secara teratur agar tetap terhidrasi.
“Minimal 8000 cc setara dengan 5 botol besar, bukan lagi 2000 cc. Bagi yang tidak sakit ginjal boleh diminum kapan saja, tapi kalau ada pantangan bagi penderita penyakit ginjal misalnya tidak boleh minum terlalu banyak. banyak,” katanya.
Selain menjaga kebiasaan minum, penting juga untuk memperhatikan pola makan. Menurutnya, sebaiknya perbanyak makan makanan yang mengandung serat, seperti sayur dan buah yang kaya mineral.
Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menjaga kebugaran dan stamina tubuh agar dapat melakukan segala aktivitas fisik selama menunaikan ibadah haji, meskipun beraktivitas di bawah terik matahari.
Syarief juga berpesan kepada jamaah haji agar lebih baik dalam mengatur waktu istirahat di kamar mandi.
“Toilet training harus diubah. Misalnya kalau biasa kita lakukan di pagi hari, kita bisa memindahkannya ke tengah malam agar kebiasaan tersebut menjadi lebih baik. Jangan lupa makan makanan sehat dan jangan makan makanan berminyak dan kurang serat. . ” dia berkata.
Selain memberikan tips agar terhindar dari heat stroke, Syarief juga membeberkan penyebab dan risiko heat stroke yang mungkin dihadapi jamaah.
Heat stroke terjadi karena terlalu panas dan tubuh tidak dapat mengontrol suhu serta kesulitan menjalankan mekanisme pendinginan. Hal ini juga disebabkan oleh perbedaan suhu yang besar antara Arab Saudi dan Indonesia.
Dampak yang mungkin dialami jamaah haji antara lain sulit konsentrasi, kebingungan, hilang kesadaran, sakit kepala, mual, muntah, hilang kesadaran, bahkan kematian.
“Koordinatnya mudah berubah dan mudah terguncang atau terjatuh. Ini bisa terjadi saat heat stroke, dan sangat berbahaya jika menimpa lansia,” ujarnya.