Teheran, prestasikaryamandiri.co.id – Pembunuh Ismail Haniyeh diduga memanfaatkan celah keamanan untuk memasang bom di sebuah gedung di Teheran, lalu meledakkannya dari jarak jauh saat pemimpin Hamas masuk.
Haniyeh tewas dalam ledakan di wisma Basij al-Zahra, di utara ibu kota Iran, Teheran, pada dini hari tanggal 31 Juli. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan ledakan itu disebabkan oleh rudal udara.
Namun, media pemerintah Iran, mengutip sumber, mengatakan ledakan itu adalah rudal yang ditembakkan dari luar wilayah Iran ke kamar tidur Haniyeh melalui jendela.
Informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Iran menimbulkan banyak keraguan, karena sebuah rudal dengan jangkauan sekitar 1.000 km, akurasi yang hampir sempurna, seringkali dapat menghancurkan segalanya, memiliki kekuatan penghancur yang besar.
Sementara dari gambar yang dipublikasikan, bangunan tersebut hanya merusak salah satu sudut ruangan di lantai empat, dan tamu lain di gedung yang sama tidak mengalami luka-luka.
Pada tanggal 1 Agustus 2024, beberapa outlet berita besar AS melaporkan bahwa para pejabat di Timur Tengah mengatakan bahwa Haniyeh dan seorang pengawalnya terbunuh oleh bom yang ditanam di sebuah wisma, bukan oleh rudal.
Menurut lima pejabat Timur Tengah, bom tersebut disembunyikan di gedung tersebut dua bulan lalu. Tampaknya hal itu didirikan setelah Presiden Iran saat itu, Ibrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei.
Para penyerang mengetahui bahwa Iran akan mengadakan pemilihan presiden baru setelah kematian Raisi dan bahwa pemimpin Hamas pasti akan diundang ke Teheran sebagai tamu kehormatan. Pejabat Timur Tengah mengatakan Haniyeh sering menginap di wisma tersebut selama perjalanan bisnis ke Teheran.
Basij Al-Zahra Guest House adalah bangunan permanen yang terletak di Kompleks Neshat di Teheran utara. IRGC adalah administrator dan bertanggung jawab untuk memastikan keamanan fasilitas ini.
Sebuah sumber yang dikutip oleh situs AS Axios mengatakan bahwa intelijen Israel menjelaskan bahwa wisma tersebut akan menjadi kediaman Haney ketika pemimpin Hamas tiba di Teheran pada 30 Mei untuk menyambut presiden baru Iran, Massoud Pezeshkian. Agen Mossad Israel juga mengetahui di ruangan mana Haniyeh akan berada ketika dia tiba di fasilitas tersebut.
Menurut sumber, bom yang ditanam di wisma tersebut juga berisi alat peledak dengan kecerdasan buatan (AI) berteknologi tinggi. Belum jelas peran apa yang akan dimainkan oleh AI dalam menyembunyikan bom lebih lama, serta menjaga agar alat peledak tetap siap meledak kapan saja.
Rincian bagaimana bom itu bisa masuk ke wisma organisasi Hit tidak jelas. Para pejabat Timur Tengah mengatakan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan pembunuhan tersebut dan para pelaku harus mempekerjakan staf untuk memantau secara dekat gedung tersebut. Sementara itu, dua pejabat Iran mengaku belum mengetahui bagaimana dan kapan bom tersebut ditanam.
Israel sejauh ini tidak menyangkal atau mengakui tuduhan Iran bahwa mereka berada di balik pembunuhan Haniyeh. Namun, sumber Axios mengatakan bahwa agen Mossad di wilayah Iran membenarkan bahwa Haniyeh ada di ruang bom. Mereka meledakkan bom dengan alat kendali jarak jauh.
Para pejabat Timur Tengah dan Iran mengatakan bom itu meledak sekitar pukul 02.00 dini hari. pada tanggal 31 Juli. Menurut dua pejabat Iran, bangunan itu runtuh akibat ledakan tersebut, memecahkan beberapa jendela dan merobohkan sebagian dinding luar. Foto-foto yang dirilis oleh saluran Telegram yang berafiliasi dengan IRGC pada tanggal 31 Juli menunjukkan beberapa kerusakan pada struktur tersebut.
Kerusakan pada bagian luar bangunan sangat minim, begitu pula dampak misil ketika mengenai sasaran. Hal ini dapat menjelaskan teori yang awalnya diajukan oleh IRGC bahwa Haniyeh dibunuh oleh sebuah rudal.