Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Organisasi Nasional Penanggulangan Terorisme menilai perlunya persatuan yang kuat dari seluruh elemen tanah air untuk melawan ancaman ideologi transnasional.
Dalam kuliah terbuka di Universitas Tiponekoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (13/8/2024), Deputi BNPT Mayjen Bidang Pencegahan dan Mitigasi Keamanan TNI Rodi Widodo mengatakan ancaman transnasional semakin meningkatkan urgensi keamanan nasional. . ideologi.
Dalam keterangan tertulis resmi di Jakarta, Kamis (15/8/2024), Rodi mengatakan: “Lingkungan kampus khususnya Undip harus dilindungi dari konsep intoleransi, ekstremisme, dan terorisme.”
Ia meyakini kampus sebagai pusat pendidikan tinggi merupakan tempat paling strategis untuk menumbuhkan pemikiran kritis dan inovatif.
Selain itu, Rodi mengingatkan, ada pihak yang tidak senang jika Indonesia tenang dan damai. Pihak-pihak tersebut di atas menyebarkan teror dan propaganda untuk merebut kekuasaan.
Kelompok-kelompok yang berbeda ini menggunakan metode yang berbeda untuk menyebarkan pengaruhnya, termasuk ekstremisme yang berakar pada intoleransi. Sebab, sikap intoleran meyakini kebenaran adalah milik kelompoknya sendiri dan mengingkari kebenaran yang diyakini kelompok lain.
Ekstremisme terjadi ketika intoleransi diaktifkan melalui perkataan dan tindakan dan berubah menjadi tindakan yang melecehkan dan mempermalukan kelompok lain.
Menurut Rodin, ekstremisme bisa berubah menjadi terorisme yang bertujuan menimbulkan ketakutan dan mengguncang stabilitas negara. Dampak dari pencegahan intoleransi, ekstremisme dan terorisme tidaklah baik.
“Terorisme adalah penyebaran teror yang bertujuan untuk menggoyahkan suatu negara sehingga pemerintahan yang sah dapat dengan mudah disusupi atau digulingkan oleh kelompok teroris.”
Dalam hal menjaga keutuhan bangsa, Rodi mengaku bangga dengan Indonesia yang memiliki bahasa persatuan.
Dibandingkan dengan negara seperti Malaysia yang masing-masing sukunya menonjolkan bahasa sehari-harinya masing-masing, semua suku dan suku di Indonesia bisa menerima bahasa Indonesia.
“Karena keberagaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia menjadi perekat utama dalam menciptakan jati diri bangsa,” kata Rodi.
Kuliah umum bertajuk “Kehidupan Kampus dan Pendidikan Karakter Mahasiswa Baru” diadakan agar mahasiswa baru Fakultas Hukum Undi dapat memahami bangsa dan negara.
Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa memahami pentingnya menjaga persatuan dalam menghadapi ancaman seperti intoleransi, ekstremisme, dan terorisme yang mengancam stabilitas negara.