Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Bank Indonesia (BI) memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed) hanya akan menurunkan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) satu kali pada tahun 2024. Meski demikian, BI tetap memantau kebijakan bank sentral. Dinamika perekonomian global.

“Kami telah membuat skenario baseline dimana FFR akan turun sebesar 25 basis poin hanya satu kali pada tahun ini,” kata Gubernur BI Perry Vargio dalam konferensi pers hasil rapat bulanan Mei 2024 di Gedung Tamrin BI, Rabu. 5/2024)

Perry mengatakan BI terus mengkaji risiko terkait strategi penurunan FFR dan dinamika ketegangan geopolitik global. Penyebabnya adalah masih adanya ketidakpastian di pasar keuangan global, meningkatnya tekanan inflasi, dan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global.

Menurutnya, untuk mengurangi dampak negatif penyebaran ketidakpastian global terhadap perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sebaiknya menyikapi kondisi tersebut dengan kebijakan yang kuat.

“Inflasi tinggi yang terus berlanjut dan pertumbuhan ekonomi yang kuat di Amerika Serikat memicu spekulasi mengenai penurunan FFR yang lebih kecil dan lebih lama dari perkiraan, menurut laporan dari pejabat Federal Reserve,” kata Perry.

Permintaan yang kuat terhadap obligasi AS terus meningkatkan imbal hasil Treasury AS dan memperkuat dolar AS secara global. Penguatan dolar AS disebabkan melemahnya beberapa mata uang global seperti yen Jepang dan yuan Tiongkok.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. “Akibatnya, investor global mengalihkan portofolionya ke aset-aset yang lebih aman, khususnya dolar dan emas, sehingga menyebabkan aliran modal keluar dan semakin melemahkan nilai tukar di negara-negara berkembang,” jelas Perry. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *