Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa berlanjutnya inflasi merupakan bukti konsistensi keuangan dan pengendalian inflasi yang erat antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah) di tingkat pengendalian inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID) dengan memperkuat program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di daerah-daerah berbeda.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi bulanan pada April 2024 mencapai 0,25%. Sedangkan inflasi tahunan sebesar 3% dan inflasi tahun kalender 1,19%.

“Ke depan, BI meyakini inflasi akan terus terkendali sesuai target 2,5±1% pada tahun 2024,” kata Direktur Komunikasi BI Fadjar Majardi dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (5/3/2024).

Inflasi inti pada April 2024 tercatat sebesar 0,29% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,23% (mtm), sejalan dengan kenaikan musiman pada Hari Raya Keagamaan Nasional Idul Fitri (HBKN), dan didorong oleh kenaikan tersebut. pada harga komoditas global, khususnya emas.

Realisasi inflasi tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas, perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir. Secara year-on-year, rata-rata inflasi pada April 2024 tercatat sebesar 1,82% (year-on-year), dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,77% (year-on-year).

Kelompok harga pangan yang berubah pada April 2024 mengalami penurunan sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,16% (mtm). Deflasi pada kelompok volafile food terutama terjadi pada kelompok cabai merah, beras, telur rebus, dan cabai rawit.

Anjloknya harga pangan terutama disebabkan oleh masih berlangsungnya musim panen, terutama untuk berbagai jenis padi dan beras. Penurunan lebih lanjut diimbangi oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, tomat, dan bawang putih. Secara tahunan, kelompok bahan pangan eksplosif mengalami inflasi sebesar 9,63% (tahunan), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10,33% (tahunan).

Kenaikan harga pangan diperkirakan akan kembali menurun seiring dengan berlanjutnya musim panen, dan didukung oleh kombinasi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNP di beberapa daerah, mendukung upaya stabilisasi harga pangan, kata Fadjar.

Di sisi lain, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi akan terus menurun dan pada akhir tahun akan berada di level 2,9% dan masih dalam target BI. Inflasi yang moderat disebabkan oleh musim panen dan nilai tukar rupee.

“Musim panen yang kuat dalam tiga bulan ke depan, ditambah dengan melemahnya nilai tukar mata uang negara, akan membantu memoderasi pertumbuhan di akhir tahun,” kata Irman Faiz.

Dari sisi kebijakan, ia meyakini Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di angka 6,25%, karena inflasi dalam negeri akan tetap terkendali. Namun BI diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga pada tahun 2024 untuk menjamin stabilitas nilai tukar rupiah.

“BI mempunyai ruang untuk melakukan pemangkasan setelah The Fed memulai tapering yang kami perkirakan akan terjadi pada 24 Desember dengan penurunan 25 hingga 5,25%,” jelas kakaknya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *