NTT, prestasikaryamandiri.co.id – Desa adat Wolgai sudah ada sembilan abad atau seratus tahun lalu. Rumah adat banyak yang masih ada di desa di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Deretan rumah adat cenderung mengelilingi Tubu Kanga, sebuah tempat sakral atau magis. Tubu Kanga digunakan sebagai tempat persembahan pada saat upacara pada saat diadakannya upacara adat.
Juru bicara Wolgai mosalaki (pemimpin adat), Bernadus Leo Wara menjelaskan, tempat ini merupakan simbol hubungan masyarakat adat dengan Sang Pencipta dan para leluhur.
“Tubu Kanga juga menjadi simbol persatuan dan solidaritas masyarakat adat di wilayah Wolgai,” ujarnya kepada prestasikaryamandiri.co.id beberapa waktu lalu.
Ia juga menjelaskan, kawasan Tubu Kang banyak dikelilingi rumah adat yang melambangkan ibu atau ibu. Ada salah satu rumah bernama Keda yang menjadi simbol laki-laki dan tempat berlangsungnya budaya musalaki.
Selain itu, terdapat dapur mosalaki khusus pria untuk memasak daging. Wanita tidak diperbolehkan masuk, tapi memasak nasi bisa dilakukan di rumah.
Bangunan kedua adalah bala. Tempat dimana penduduk setempat menyimpan tulang belulang nenek moyang mereka tujuh abad yang lalu. FYI, sebelum kebakaran tahun 2012, ada 18 bangunan di kampung adat ini.
Lebih lanjut Benardus menambahkan, setelah disambut upacara adat, masyarakat yang baru datang harus masuk dan duduk di rumah adat. Lalu duduk di depan rumah.
Amalan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap apa yang ada di dalamnya, karena di setiap rumah terdapat sesuatu yang sakral. Para pengunjung yang datang juga mengenakan kain tenun sebagai rok sebelum memasuki desa budaya.
Kunjungan ke desa adat Wolgai menambah pengetahuan baru tentang budaya lokal dan kearifan lokal. Jadi, apakah Anda tertarik untuk berkunjung ke sini?