Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Penggunaan kendaraan listrik sedang meningkat, namun kekhawatiran mengenai daya tahan baterai dan jarak tempuh masih menjadi kendala bagi sebagian calon pembeli. Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Energy menawarkan harapan baru, menunjukkan bahwa baterai kendaraan listrik dapat bertahan lebih lama dari yang diperkirakan berdasarkan uji laboratorium.
Laporan dari Arena EV Sabtu (21/12/2024) Tes laboratorium biasanya menggunakan siklus pengisian dan pengosongan yang dipercepat untuk memperkirakan masa pakai baterai. Namun pendekatan ini belum sepenuhnya mencerminkan penggunaan baterai kendaraan listrik dalam kondisi nyata.
Studi Nature Energy menguji 92 baterai lithium-ion komersial selama dua tahun dengan empat skenario pengosongan daya berbeda yang meniru kebiasaan mengemudi di dunia nyata.
Hasilnya, ditemukan bahwa “penuaan alami” dari waktu ke waktu lebih bergantung pada masa pakai baterai daripada sekadar jumlah siklus pengisian-pengosongan. Faktor-faktor seperti akselerasi dan pengereman, perjalanan singkat dengan waktu istirahat, dan membiarkan kendaraan dalam keadaan diam dapat memperpanjang masa pakai baterai.
Temuan ini membantah anggapan bahwa siklus pengisian dan pengosongan yang konstan adalah penyebab utama berkurangnya masa pakai baterai. Meskipun hal ini berlaku untuk kendaraan komersial yang beroperasi terus menerus, kendaraan listrik konsumen dengan pola penggunaan yang lebih bervariasi justru berpotensi memiliki masa pakai baterai yang lebih lama.
Selain masa pakai yang lebih lama, tren penurunan harga baterai kendaraan listrik juga membawa kabar baik. Pada tahun 2024, harga baterai akan turun 20%, dan biaya rata-rata baterai akan mencapai 104 euro per kWh. Harga diperkirakan akan turun di bawah €90 per kWh pada tahun 2026 dan bahkan hingga €62 per kWh pada tahun 2030.