JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Mantan pemimpin Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya kini berada di Rusia dan akan diberikan suaka atau perlindungan.  Kantor berita TASS melaporkan pada Senin (12/9/2024) bahwa Rusia telah memberikan suaka kepada mantan pemimpin Suriah yang digulingkan atas dasar kemanusiaan.

“Mantan pemimpin Suriah Bashar al-Assad yang diasingkan saat ini berada di Moskow,” lapor TASS, mengutip sumber-sumber Kremlin.

Bashar al-Assad dilaporkan meninggalkan Suriah setelah pemberontak menyerbu ibu kota Damaskus pada Minggu (12 Agustus 2024) pagi. Ia memerintah selama hampir 25 tahun, yang menyebabkan perang saudara berdarah pada paruh kedua masa pemerintahannya.

TASS juga melaporkan bahwa Rusia ingin negosiasi mengenai masa depan Suriah dilanjutkan di bawah naungan PBB. Bashar al-Assad diketahui menikah dengan seorang wanita bernama Asma. Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua orang anak. Seorang anak berjalan di atas foto Presiden Suriah Bashar Assad dan mendiang ayahnya Hafez Assad (kanan) di Salamiya, sebelah timur Hama, Suriah, Sabtu, 7 Desember 2024. – (AP/AP)

Sky melaporkan, kaburnya Bashar al-Ashad dari Suriah disambut baik oleh masyarakat negara tersebut. Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa warga dengan gembira merusak istana presiden di Damaskus.

Orang-orang juga memasuki gedung dekat istana Damaskus yang berisi mobil mewah yang diyakini milik buronan Suriah Bashar al-Ashad. Dalam video yang dibagikan secara online, orang-orang terlihat berkendara melewati mobil sport berwarna merah dan kendaraan roda empat besar di dalam garasi.

Ribuan warga Suriah berkumpul di alun-alun pusat Damaskus dengan mobil dan berjalan kaki untuk menyerukan kebebasan. “Assad telah tiada, Homs telah bebas”, “Hidup Suriah, gulingkan Bashar al-Assad”.

Bashar al-Assad diketahui dituduh melakukan berbagai pelanggaran HAM berat selama perang saudara Suriah yang menimbulkan penderitaan besar bagi rakyat Suriah. Pemerintahannya melakukan serangkaian kekejaman terhadap rakyatnya sendiri, termasuk serangan kimia, pembunuhan massal, penyiksaan, dan penghancuran wilayah yang dikuasai pemberontak. 

Meskipun ada seruan dari banyak negara Barat untuk meminta pertanggungjawaban atas kejahatan yang mereka lakukan, mereka tetap berkuasa berkat dukungan dari sekutu-sekutunya, terutama Rusia dan Iran. Tak heran jika Bashar al-Assad meninggalkan Suriah, ia langsung berangkat ke Rusia dan mencari suaka.  

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *