Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Perusahaan mobil asal China, BYD, kini mendominasi pasar mobil listrik global dengan banyak menawarkan model terjangkau. Berdasarkan data Late Finance yang dikutip CarNewsChina, Kamis (4 November 2024), rata-rata laba bersih yang dihasilkan BYD per kendaraan adalah sekitar 9.000 yuan (1.250 USD) atau sekitar Rp 19,9 juta.
Di sisi lain, Tesla mencatatkan laba bersih lebih tinggi hingga 8.250 USD atau sekitar Rp 131 juta. Hal ini menyoroti bahwa BYD lebih fokus pada perolehan pangsa pasar dibandingkan optimalisasi pendapatan. Praktik semacam ini biasa terjadi di perusahaan-perusahaan di Tiongkok. Mentalitas kompetitif untuk menguasai pasar dengan menurunkan harga merupakan hal yang lumrah.
Pasar mobil Tiongkok telah mengalami penurunan harga besar-besaran dari berbagai merek sejak tahun lalu. Tiongkok telah lama memiliki terlalu banyak produsen dan merek dengan tingkat utilisasi pabrik rata-rata hanya sekitar 59%. Rasio ini jauh dari batas yang dianggap sehat, yaitu 70%-80%.
Di industri mobil listrik, BYD menjadi perusahaan terdepan dengan penjualan jauh melebihi kompetitor lainnya. Tahun lalu, BYD menjual 2.706.075 kendaraan di China, sedangkan Tesla menduduki peringkat kedua dengan 603.664 penjualan.
Meski laba per mobil BYD relatif rendah pada tahun 2023, namun laba bersih BYD meningkat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun berfokus pada pangsa pasar mungkin menghasilkan keuntungan yang rendah per mobil, strategi ini berhasil melambungkan BYD ke posisi teratas dalam penjualan.
Sejak awal tahun ini, BYD memulai “serangan” baru dengan menurunkan harga. Penjualan bulan Maret termasuk penjualan bulanan tertinggi kedua yang pernah dicapai BYD, menunjukkan bahwa strategi penetapan harga ini dapat memberikan hasil positif bagi perusahaan.