Kabul, prestasikaryamandiri.co.id – Sedikitnya 60 orang tewas pada Jumat (10/5/2024) akibat banjir akibat hujan lebat di provinsi Baghlan, Afghanistan utara.
Menurut Direktur Penanggulangan Bencana Alam, Baghlan, Edayatullah Hamdard, banjir besar juga merusak rumah dan harta benda warga Afghanistan di beberapa wilayah. Dia mengatakan jumlah korban tewas masih dalam tahap awal dan bisa bertambah karena semakin banyak orang yang hilang.
Juru bicara Pusat Penanggulangan Bencana Nasional Taliban, Abdulla Janan Seik, mengatakan banjir juga melanda ibu kota negara, Kabul. Dia mengatakan tim bantuan yang membawa makanan dan bantuan lainnya telah dikirim ke daerah yang terkena dampak.
Sai mengatakan operasi penyelamatan saat ini menjadi fokus utama pihak berwenang, dan dia tidak dapat memberikan statistik akurat mengenai cedera dan kerusakan.
Hamdard mengatakan tim penyelamat sedang mencari korban yang terkubur dalam lumpur dan puing-puing dengan bantuan pasukan keamanan dari tentara dan polisi negara bagian.
Banyak tenda, selimut, dan makanan disediakan bagi mereka yang mengungsi dari rumahnya.
Rekaman video di media sosial menunjukkan lumpur deras mengalir di jalanan dan tubuh-tubuh ditutupi pakaian putih dan hitam.
Dalam salah satu video, terdengar anak-anak menangis, dan beberapa pria membawa kayu dan sampah ke dalam air banjir.
Sejak pertengahan April, banjir dan banjir lainnya telah menewaskan 100 orang di 10 provinsi Afghanistan.
Kerusakan parah juga dilaporkan pada hari Jumat di provinsi Badakhshan timur laut dan Ghor tengah.
Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah Taliban, mengatakan pihak berwenang memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampak banjir di seluruh negeri.
Musim dingin yang kering di Afghanistan membuat tanah sulit menyerap hujan, sehingga rentan terhadap perubahan iklim.
Menurut para ilmuwan, negara yang hancur akibat perang selama empat tahun ini merupakan negara yang paling tidak siap menghadapi dampak pemanasan global. Afghanistan, yang hanya menyumbang 0,06% dari emisi gas rumah kaca global, berada di urutan keenam dalam daftar negara yang paling berisiko terhadap perubahan iklim.
Menurut Bank Dunia, separuh penduduk Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan, dan 15 juta orang mengalami kerawanan pangan.