Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Amerika Serikat memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan Israel. Peringatan ini disampaikan Pentagon (markas besar Departemen Pertahanan AS) pada Senin (4/11/2024).

“Saya pikir kami, sebagai pemerintah AS, sudah sangat jelas bahwa Iran tidak boleh menanggapi pembalasan Israel,” kata juru bicara Pentagon Pat Ryder dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.

Ryder menambahkan, jika Iran memutuskan untuk menyerang, AS akan mendukung Israel dalam upaya pertahanannya. Namun Ryder menolak berspekulasi mengenai apa yang mungkin dilakukan Iran.

“Saya juga tidak akan membicarakan masalah intelijen,” katanya.

Pada Jumat (1/11/2024), Pentagon mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan lebih banyak rudal yang diluncurkan dari kapal selam, jet militer, dan kapal tanker ke kawasan Timur Tengah. Selain itu, AS juga mengirimkan sejumlah pesawat pembom jarak jauh B-52 Angkatan Udara ke wilayah tersebut.

Pasukan AS dijadwalkan tiba dalam beberapa bulan mendatang. “Satgas Pengangkut USS Abraham Lincoln sedang bersiap berangkat dan beberapa kapal sudah mulai bergerak di kawasan tersebut, terbukti dengan kedatangan pesawat pengebom B-52 pada minggu ini,” jelas Ryder.

Pengerahan kekuatan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kemampuan pertahanan militer AS dan mendukung pertahanan Israel.

“Kami siap mendukung pertahanan Israel dan mendorong Iran untuk tidak memulai segala bentuk pembalasan,” kata Ryder.

Israel pertama kali melancarkan serangan terhadap aset Iran pada bulan Oktober, menargetkan fasilitas produksi rudal dan sistem pertahanan udara sebagai tanggapan terhadap serangan pantai oleh Teheran pada tanggal 1 Oktober.

Ketegangan di wilayah tersebut meningkat akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 43.400 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tersebut menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober 2023. Pertempuran telah menyebar ke Lebanon, di mana Israel melancarkan serangan mematikan yang telah menewaskan sedikitnya 3.000 orang dan melukai lebih dari 13.500 orang sejak tahun lalu, menurut pejabat pemerintah. . Libanon.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *