Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Perwakilan penting Amerika Serikat (AS) dan China mengadakan pertemuan tertutup di Jenewa pekan ini untuk membahas langkah-langkah melawan ancaman teknologi kecerdasan buatan (AI).

Laporan AP Kamis (16/5/2024) bertujuan untuk membuka dialog dua arah antara ekonomi terbesar di dunia dan dua negara mengenai teknologi yang berkembang pesat dan berdampak pada bisnis dan gaya hidup. , budaya, politik, keamanan, pertahanan nasional dan banyak lagi.

Pakar teknologi AS mengatakan pertemuan tersebut akan memberikan wawasan mengenai pandangan Beijing mengenai AI, pendekatan rahasia Tiongkok terhadap teknologi.

Jason Glasberg, pendiri Kasaba Security di Redmond, Washington, mengatakan pertemuan tersebut mungkin hanya menghasilkan sedikit hasil spesifik, namun penting untuk diskusi antara kedua belah pihak.

“Intinya saat ini adalah jika AI disalahgunakan atau dijadikan senjata, mereka akan menderita kerugian besar,” kata Glasberg.

“Semua pihak yang terlibat mempunyai risiko yang sama. Salah satu risiko terbesar saat ini terutama kampanye disinformasi. Ini risiko besar bagi Tiongkok dan pemerintah AS,” ujarnya.

Paul Schar, pakar AI di Center for a New American Security, mengatakan penting bagi AS dan Tiongkok untuk memulai diskusi terbuka mengenai peningkatan keamanan AI. Karena kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecelakaan sangat serius.

Ia mencatat bahwa pada tahun 2022, Amerika Serikat berkomitmen untuk selalu memberikan kendali manusia atas penggunaan senjata nuklir, namun militer Tiongkok belum mengambil keputusan tersebut.

“Memastikan kontrol manusia yang ketat atas senjata nuklir merupakan tantangan utama terhadap perjanjian AI militer. Sebagai kekuatan ekonomi, militer, dan teknologi, perjanjian antara Amerika Serikat dan Tiongkok mengenai cara mengelola ancaman AI dapat membantu negara-negara lain juga.” kata Shar.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *