Yerevan, prestasikaryamandiri.co.id – Armenia pada Jumat (21/6/2024) mengumumkan pengakuannya terhadap Negara Palestina. Janji tersebut dibuat selama perang Gaza, ketika Armenia menyatakan penolakannya terhadap kekerasan terhadap warga sipil.
Di tengah perang antara Israel dan Hamas, banyak negara yang mengakui negara Palestina sehingga memicu respon keras dari otoritas Israel.
“Mendukung komitmen terhadap hukum internasional, kesetaraan nasional, kedaulatan dan hidup berdampingan secara damai, Armenia mengakui Negara Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Armenia.
Negara-negara bekas Uni Soviet menyatakan ingin membangun perdamaian dan stabilitas abadi di Timur Tengah.
Armenia, yang telah berperang dengan negara tetangganya Azerbaijan selama beberapa dekade, mengutuk tindakan militer Israel di Gaza.
“Armenia menyesal menggunakan sumber daya sipil sebagai tameng selama perang dan kekerasan terhadap warga sipil,” katanya.
Mereka juga mengeluhkan penangkapan warga sipil oleh pasukan Hamas.
Kepala pemerintahan Palestina, Hussein Al-Sheikh, menyambut baik pengakuan Armenia: “Ini adalah kemenangan atas hak, keadilan, hak dan perjuangan rakyat Palestina untuk kebebasan dan kemerdekaan.”
“Terima kasih untuk teman Armenia kami,” katanya.
Perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika serangan Hamas di Israel selatan menyebabkan 1.194 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Pasukan Hamas menangkap 251 orang, 116 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 41 orang dilaporkan tewas.
Serangan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 37.431 orang di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil.
Israel adalah pemasok senjata antara negara tetangga Armenia dan Azerbaijan.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan bermula dari sengketa wilayah yang telah berlangsung puluhan tahun atas wilayah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan merebut wilayah itu dari separatis Armenia tahun lalu.