Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai target pendapatan negara dalam RAPBN 2025 sebesar Rp2.996,9 triliun akan menjadi tantangan bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kenaikan target penerimaan pajak sebesar 6,4% diharapkan tidak berdampak negatif terhadap perekonomian nasional.
Jika dirinci, target penerimaan negara sebesar Rp2.996,9 triliun itu terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.
“Target fiskal sebesar Rp 2.490,9 triliun juga cukup menantang. Isu kenaikan tarif pajak cukup agresif sehingga berpotensi kontraproduktif terhadap kegiatan perekonomian,” kata analis kebijakan ekonomi Apindo, Ajib Hamdani, pada Minggu (12/1). 18/8/2024).
Rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Harmonisasi Aturan Perpajakan (HPP) juga akan menekan daya beli masyarakat. Lebih lanjut, pembicaraan ekstensifikasi cukai, khususnya produk plastik dan minuman manis dalam kemasan (MBDK), akan menambah beban dunia usaha, baik UMKM maupun korporasi. Untuk PNBP, lanjut Ajib, pemerintah sebaiknya lebih fokus pada penataan badan usaha milik negara (BUMN), sehingga dapat mendorong efisiensi yang lebih besar dan menerapkan tata kelola perusahaan (GCG) yang lebih baik untuk memaksimalkan kontribusi dividen kepada negara. Selanjutnya, Penyertaan Modal Negara (PMN) harus lebih selektif dan hati-hati.
Pada tahun 2023, BUMN akan membagikan dividen senilai Rp 82,06 triliun yang selanjutnya akan ditarik dalam bentuk PMN pada tahun 2024 sekitar Rp 27 triliun.
“Jika pemerintah bisa menaikkan standar return on assets (RoA) BUMN, maka kontribusinya kepada negara bisa meningkat lebih signifikan,” kata Ajib.