Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan konflik Iran-Israel tidak akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Jika melihat kinerja ekspor dan impor kedua negara ini, kontribusinya terhadap neraca perdagangan Indonesia tidak terlalu besar.
Perdagangan dengan Iran dan Israel didominasi oleh komoditas nonmigas dan total nilai perdagangannya relatif kecil. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, pada tahun 2023 total nilai perdagangan dengan Iran sebesar 206,85 juta dolar atau 1,08%. total nilai perdagangan dengan Timur Tengah.
Rinciannya, nilai ekspor Indonesia ke Iran hanya mencapai 195,13 juta dolar atau sekitar 2,15% dari total ekspor Indonesia ke Timur Tengah. Produk ekspor utama Iran adalah buah-buahan, kendaraan dan bagian-bagiannya, serta berbagai produk kimia.
Sedangkan nilai impornya mencapai US$11,72 juta atau sekitar 0,12% dari total impor dari Timur Tengah. Tiga produk impor tersebut adalah buah-buahan, bahan bakar mineral, dan bahan kimia organik.
Dengan demikian, Indonesia memiliki surplus neraca perdagangan dengan Iran sekitar US$183,41 juta, kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Senin (22/4/2024).
Sedangkan total nilai perdagangan dengan Israel selama tahun 2023 adalah sebesar $187,70 juta atau 0,98% dari total nilai perdagangan dengan Timur Tengah. Nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai 165,77 juta dollar atau hanya 1,83% dari total ekspor ke Timur Tengah.
Komoditas utama yang diekspor ke Israel adalah lemak dan minyak hewan/nabati, alas kaki serta mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya.
Sementara itu, impor dari Israel sebesar 21,93 juta dolar atau 0,22% dari total impor dari Timur Tengah. Komoditi utama yang diimpor adalah mesin dan peralatan mekanik beserta bagian-bagiannya, mesin dan peralatan logam tidak mulia, serta mesin dan peralatan listrik beserta bagian-bagiannya.