Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menghebohkan masyarakat dengan temuan tingginya kandungan lemak trans pada jajanan Indonesia.

WHO merekomendasikan kadar lemak trans pada makanan kurang dari 2 gram per 100 gram total lemak. Namun, hampir 10 persen dari produk yang diteliti, atau sekitar 11 makanan, mengandung kadar lemak trans lebih tinggi dari rekomendasi tersebut. Hal ini tentu menjadi berita yang mengkhawatirkan mengingat lemak trans bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.

Lemak trans merupakan salah satu jenis lemak jenuh yang terbentuk melalui proses hidrogenasi parsial pada minyak nabati. Lemak trans terbentuk ketika produsen makanan mengubah minyak cair menjadi lemak padat, seperti margarin dan lemak babi.

Proses ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan minyak terhadap suhu tinggi, oleh karena itu minyak banyak digunakan dalam makanan olahan dan gorengan. Produsen makanan menggunakan lemak trans untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan memperpanjang umur simpan makanan.

Meskipun lemak trans dapat menambah tekstur renyah dan rasa enak pada makanan, mengonsumsi terlalu banyak lemak trans dapat berbahaya bagi kesehatan Anda.

Berikut delapan bahaya lemak trans bagi kesehatan, seperti dikutip dari Healthline, Rabu (5/8/2024).

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL serta menurunkan kolesterol baik atau HDL dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang pada akhirnya menghambat aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan serangan jantung.

2. Meningkatkan peradangan. Peradangan kronis dapat mendasari berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Lemak trans dapat meningkatkan peradangan pada tubuh sehingga memperburuk kondisi ini.

3. Menambah berat badan. Lemak trans tinggi kalori dan mudah disimpan sebagai lemak tubuh. Jika dikonsumsi terlalu banyak, dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Obesitas dapat menjadi faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit kronis.

4. Menurunkan fungsi otak. Asupan lemak trans yang tinggi dapat mengganggu fungsi otak dan meningkatkan risiko demensia dan Alzheimer. Lemak trans mengganggu sensitivitas terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Resistensi insulin dapat menyebabkan penumpukan protein beta-amiloid di otak yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer.

5. Meningkatkan risiko kanker. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak trans dan peningkatan risiko jenis kanker tertentu, seperti kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker pankreas. Lemak trans menyebabkan peradangan kronis pada tubuh, termasuk sel dan jaringan. Peradangan kronis ini dapat merusak DNA sel dan mengganggu proses perbaikan sel, sehingga dapat meningkatkan risiko mutasi dan perkembangan kanker.

6. Melemahkan sistem kekebalan tubuh. Lemak trans dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Lemak trans juga dapat mengubah struktur membran sel kekebalan, menjadikannya lebih kaku dan sulit berfungsi dengan baik.

7. Mengganggu kesuburan, karena estrogen dan progesteron dapat mengubah keseimbangan hormonal dan fungsi reproduksi. Hal ini dapat menyebabkan ovulasi tidak teratur, siklus menstruasi tidak normal, dan sulit hamil.

Selain itu, lemak trans juga dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga mengganggu ovulasi dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

8. Menyebabkan Alergi dan Asma Lemak trans juga dapat memperburuk kondisi alergi dan asma pada anak dengan mengubah komposisi mikrobioma usus yang berperan dalam kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Perubahan komposisi mikroba dapat meningkatkan risiko alergi dan asma. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, Anda dapat terhindar dari bahaya lemak trans dan menjaga kesehatan tubuh.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *