Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Konflik Iran-Israel juga turut berkontribusi terhadap ketidakpastian perekonomian global. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada banyak negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan serangkaian skenario untuk mengurangi dampak ketegangan geopolitik.
Menteri Perekonomian Erlanga Hartarto mengatakan pelonggaran akan dilakukan jika tekanan geopolitik mempengaruhi denyut perekonomian dalam negeri. Namun ketegangan antara Iran dan Israel diperkirakan tidak akan berdampak pada perekonomian nasional sejauh ini.
“Kalau skenarionya, pemerintah selalu mempersiapkan, tapi sekarang kita masih menunggu perkembangannya. Sampai hari ini belum terlihat, tidak ada eskalasi, karena kalau tidak ada eskalasi, sebaiknya kita tidak merespons. .itu belum terjadi,” kata Erlanga saat jumpa pers di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis (18 April 2024).
Ia mengatakan, pemerintah sejauh ini mulai melihat dampak potensi eskalasi masih terkendali. Pasalnya, negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS), sudah menyatakan tidak mau bergabung.
Selain itu, Yordania, Mesir, dan Arab Saudi akan berusaha menghindari eskalasi konflik lebih lanjut. Faktanya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah meminta semua pihak untuk menahan diri dan berusaha mengendalikan eskalasi situasi.
Pernyataan para pemimpin relatif sama, yaitu untuk menghindari eskalasi, dan juga potensi gangguan yang kami lihat tentunya terkait dengan rantai pasok logistik dan kepentingan di Selat Hormuz. Jadi secara geopolitik masih belum ada, tentu kalau belum ada, kita tenang saja, ujarnya.
Pada saat yang sama, kepercayaan investor terhadap ketahanan perekonomian Indonesia cukup kuat. Lembaga pemeringkat kredit Moodis menilai ketahanan perekonomian Indonesia masih terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat di tengah besarnya ketidakpastian perekonomian global.
Selain itu, lembaga pemeringkat kredit Fitch dan JCR pada Maret 2024 menilai prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah Indonesia baik, inflasi terkendali dalam kisaran target, dan utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) rendah dan terkendali.
“Jadi faktor ketidakpastian menjadi pertimbangan mereka.” Begitu pula dengan Fitch dan JCR yang menyatakan inflasi terkendali, rasio utang rendah dan terkendali, kata Erlanga.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan saldo APBN tahun 2024 mencukupi hingga Maret 2024. Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan mencermati gejolak perekonomian global yang terjadi.
Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan terus mencermati berbagai peluang yang timbul akibat dampak gejolak perekonomian global.
“Kami melihat seluruh sistem perbankan, asuransi non bank dan lain-lain masih berjalan dengan baik dan terus kita pantau bersama,” tutup Suahasil.