Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kasus penyandang disabilitas Agus Buntung menjadi sorotan publik setelah 19 perempuan melaporkannya atas dugaan pelecehan sebelum 12 Desember 2024. Agus Buntung diduga punya kemampuan manipulatif untuk menjebak korban. Namun, apa alasan perempuan begitu mudah dimanipulasi?
Dalam rekaman suara yang beredar, pemilik bernama lengkap I Wayan Agus Suartama itu terlihat merendahkan diri untuk merebut simpati korban. Setelah berhasil mendapatkan kepercayaan korban, ia membawa mereka ke hotel atau penginapan tertentu.
Kasus ini menunjukkan mengapa perempuan mudah dimanipulasi, terutama dalam situasi yang menggunakan empati dan kepekaan emosionalnya.
Menurut penelitian dari School of Psychological Sciences, pria kerap menggunakan manipulasi untuk mencapai tujuan tertentu. Perempuan, dengan sifat emosional dan naluri sosialnya yang kuat, rentan terhadap manipulasi.
Berikut delapan alasan mengapa perempuan lebih mudah dimanipulasi, yang sering kali dijelaskan oleh para pelaku kekerasan seperti Agus Buntung.
1. Rasa Empati yang Kuat Wanita dikenal mempunyai empati yang mendalam terhadap situasi orang lain. Ketika mereka mendengar cerita sedih, mereka merasakan kesedihan yang sama. Namun, jika empati ini tidak diimbangi dengan hati-hati, perempuan rentan dieksploitasi oleh para manipulator yang mengandalkan cerita jujur untuk mendapatkan kepercayaan.
2. Keinginan untuk menyenangkan orang lain Banyak wanita yang mempunyai naluri untuk membantu dan menyenangkan orang lain, baik dengan mendengarkan cerita maupun dengan menawarkan bantuan. Namun sifat ini bisa menjadi kelemahan jika digunakan oleh individu manipulatif yang menyembunyikan niat buruk di balik permintaan bantuan atau perhatian.
3. Mudah dipercaya juga menjadi alasan utama perempuan melakukan manipulasi. Awalnya mereka percaya dan berniat membantu, tapi kemudian mereka terjebak dalam skenario manipulasi jahat.
4. Kurangnya rasa percaya diri Rasa percaya diri adalah sasaran empuk bagi para manipulator. Dengan menurunkan harga diri korban, penyerang dapat lebih mudah mengontrol dan mempengaruhi keputusan korban.
5. Kurang percaya diri Meski terkadang menyadari ada yang tidak beres, banyak wanita yang tidak kuat merespons tindakan manipulatif. Ketabahan ini sering kali berasal dari keinginan untuk tetap bersikap positif terhadap orang lain.
6. Kurang logika Saat berada di bawah tekanan, wanita kerap mengandalkan emosi. Hal ini dapat dimanipulasi, terutama ketika pelaku kekerasan menggunakan tekanan emosional untuk menutupi penilaian korban.
7. Manipulasi Kurangnya pemahaman mengenai apa itu manipulasi, perempuan tidak bisa membedakan antara tuntutan tulus dan perilaku manipulatif. Ketidaktahuan ini membuka peluang besar bagi penyerang untuk mengambil tindakan.
8. Kurangnya pengendalian diri Ketidakmampuan menetapkan batasan seringkali membuat perempuan sulit menolak tindakan manipulatif. Mereka harus lebih waspada dan tegas menjaga batasan pribadinya agar tidak menjadi korban manipulasi.
Fenomena ini merupakan pengingat penting mengapa perempuan begitu mudah dimanipulasi. Perempuan harus mengembangkan kesadaran, kepercayaan diri dan pemahaman tentang manipulasi untuk melindungi diri dari berbagai bentuk eksploitasi.