Jenewa, prestasikaryamandiri.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada Jumat (20/12/2024) bahwa wabah virus Marburg di Rwanda telah berakhir. Pernyataan itu muncul setelah 42 hari tidak ada laporan kasus baru sejak pasien terakhir dua kali dinyatakan negatif virus tersebut.
Penyakit virus Marburg pertama kali terkonfirmasi di Rwanda pada 27 September 2024, menyebabkan 15 kematian dan 66 kasus infeksi. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% adalah petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi.
Pemerintah Rwanda menghargai upaya ekstensif dalam pengendalian penyakit, pengujian, pencegahan infeksi, pelacakan kontak, dan kampanye kesadaran masyarakat untuk memerangi epidemi ini.
Dr. Brian Hirombo, perwakilan WHO di Rwanda, memuji respons cepat negara tersebut, “Respon kuat Rwanda menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan yang berdedikasi, upaya kolaboratif para mitra, dan sistem kesehatan yang kuat dalam mengatasi keadaan darurat kesehatan masyarakat. Ini menyelamatkan nyawa dan melindungi kesehatan masyarakat. “
WHO juga menekankan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah Rwanda untuk mengatasi setiap peningkatan kasus dan merespons kemungkinan wabah baru. Rwanda juga menyediakan perawatan bedah mayat bagi mereka yang telah pulih dari penyakit virus Marburg.
Menurut pejabat WHO, penyakit virus Marburg yang tergolong demam berdarah ini memiliki angka kematian yang sangat tinggi, berkisar antara 24% hingga 88%. Namun, upaya kolektif di Rwanda telah berhasil mengurangi angka kematian akibat epidemi ini.
Gejala penyakit virus Marburg seringkali mirip dengan penyakit tropis lainnya sehingga membuat diagnosis menjadi sulit. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa penyakit ini sangat beracun dan dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian.