Wellington, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintah Vanuatu telah meminta bantuan internasional setelah gempa bumi dahsyat menghantam rumah sakit di negara kepulauan Pasifik yang kelebihan beban itu.
“Saya mengunjungi Rumah Sakit Umum Pusat Vila ketika saya berada di Vanuatu tahun lalu dan rumah sakit tersebut sangat penuh sesak,” kata ilmuwan iklim Universitas Auckland Michelle McChrystal, Kamis (19/12/2024), seperti dilansir Antara.
Gempa bumi di Vanuatu, yang digambarkan oleh penduduk setempat sebagai guncangan vertikal berfrekuensi tinggi dan dahsyat, menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 200 orang akibat jatuhnya puing-puing konstruksi. Sementara itu, peringatan dini kemungkinan tsunami telah dibatalkan.
“Rumah sakit di Vanuatu sudah kelebihan kapasitas dengan sumber daya yang terbatas dan peralatan medis yang minim, dan terpaksa menggunakan peralatan yang digunakan untuk menyediakan layanan kesehatan di seluruh negeri,” kata McChrystal, seraya menambahkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi akan semakin membebani industri layanan kesehatan. Vanuatu sudah kelebihan penduduk.
Sebuah penerbangan dari Selandia Baru tiba di Vanuatu pada hari Kamis ketika pencarian korban terus berlanjut. Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter di Vanuatu menimbulkan gempa susulan yang kuat di kedalaman 43 km dekat Port Vila, ibu kota Vanuatu, sekitar 30 kilometer dari pusat gempa.
Jan de Terte, psikolog klinis di Massey University, mengatakan gempa bumi di Vanuatu merupakan tragedi bagi masyarakatnya. Vanuatu telah mengalami beberapa bencana selama dekade terakhir.
“Situasi di Vanuatu masih kritis pasca gempa dahsyat dan pemerintah Vanuatu telah meminta bantuan internasional,” kata seorang pejabat PBB, Rabu (18/12/2024).
Badan kemanusiaan PBB mengatakan ada kebutuhan mendesak akan pasokan medis dan perbaikan gedung medis, tim medis keliling, tim pencarian dan penyelamatan dengan persediaan air bersih dan minum yang banyak setelah gempa bumi Vanuatu.