Yerusalem prestasikaryamandiri.co.id – Israel kembali mengeluarkan ancaman serius pada Selasa (12/3/2024) terkait kemungkinan kegagalan gencatan senjata dengan Hizbullah. Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan jika perang kembali terjadi, Israel tidak hanya akan menyerang Hizbullah, namun memperluas operasi militernya hingga mencakup seluruh negara Lebanon.

“Jika kita kembali berperang, serangan kita akan semakin dalam dan tidak terkecuali negara Lebanon,” kata Katz saat berkunjung ke perbatasan utara Israel.

Pada 27 November 2024, gencatan senjata disepakati untuk mengakhiri konflik 14 bulan antara Israel dan Hizbullah. Perjanjian ini melarang Israel melancarkan serangan di Lebanon. 

Sementara itu, kelompok bersenjata Lebanon, termasuk Hizbullah, bertugas mencegah serangan Israel terhadap mereka.

Namun, ketegangan meningkat setelah insiden terbaru tersebut. Pada Senin (12/2/2024), Hizbullah melepaskan tembakan ke pangkalan militer Israel. Pihak berwenang Lebanon mengatakan Israel merespons dengan melancarkan serangan udara di Lebanon selatan, menewaskan sedikitnya 12 orang.

Katz menyebut serangan Hizbullah sebagai ujian pertama gencatan senjata dan menekankan bahwa tentara Lebanon harus bertindak tegas untuk mencegah Hizbullah memasuki Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel.

“Jika pemerintah Lebanon tidak mengambil tindakan tegas untuk melaksanakan perjanjian ini, konsekuensinya akan sangat jelas,” kata Katz.

Sementara itu, Lebanon telah meningkatkan upaya diplomatik untuk menekan Israel agar mematuhi perjanjian gencatan senjata. Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, dan ketua parlemen Nabih Berri telah menghubungi para pejabat di Washington dan Paris untuk menghentikan pelanggaran yang dilakukan Israel.

Mikati mengatakan upaya diplomasi telah dilakukan sejak Senin malam, termasuk memperkuat kehadiran tentara Lebanon di selatan. Matt Miller 

Menyadari bahwa pelanggaran gencatan senjata mungkin terjadi, AS terus memantau situasi tersebut, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Perjanjian gencatan senjata memberi waktu 60 hari bagi pasukan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan. 

Namun, serangan berulang kali di wilayah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya konflik kekerasan. Gencatan senjata dimaksudkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, namun Israel bersikeras bahwa pemerintah Lebanon bertanggung jawab untuk melucuti senjata Hizbullah.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *