Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Mencuci area kewanitaan secara berlebihan, apalagi dengan sabun yang mengandung pewangi atau antiseptik, dapat mengganggu keseimbangan pH alami (potensi hidrogen) vagina. Keseimbangan ini penting untuk menjaga flora baik yang melindungi terhadap infeksi.

Jika keseimbangannya terganggu, bakteri berbahaya bisa berkembang biak sehingga menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan tidak normal dari vagina. Para ahli kesehatan menganjurkan untuk membersihkan area tersebut dengan air bersih dan tanpa sabun atau menggunakan produk khusus dengan pH seimbang untuk menjaga kesehatan organ intim.

Laporan Healthline yang diterbitkan Selasa (22/10/2024) menyebutkan ada tiga penyebab mengapa terlalu sering mencuci vagina bisa memicu keputihan dan masalah lainnya.

1. Mengganggu keseimbangan pH Vagina dibersihkan dengan bantuan bakteri baik yang menjaga lingkungan asam, mencegah pertumbuhan mikroorganisme berbahaya yang tidak terkendali. Mencuci vagina dengan sabun atau air dapat mengubah keseimbangan pH dan menyebabkan infeksi seperti infeksi jamur atau vaginosis bakterial.

2. Membunuh bakteri baik Bakteri baik di vagina bisa dibunuh dengan sabun, semprotan atau mandi, sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa produk dapat mengganggu keseimbangan alami flora vagina sehingga menyebabkan keputihan tidak normal.

3. Meningkatkan risiko infeksi Sering mencuci bagian dalam vagina hanya akan memperburuk infeksi yang sudah ada. Metode pembersihan yang kasar dapat mengeringkan kain halus, menyebabkan robekan kecil yang memungkinkan masuknya bakteri dan infeksi.

Warna Keputihan Yang Harus Anda Ketahui Selain itu, ada beberapa jenis keputihan yang patut Anda ketahui dan klasifikasikan berdasarkan warnanya.

– Keputihan berwarna putih merupakan hal yang umum terjadi, terutama pada awal atau akhir siklus menstruasi. Biasanya keputihan ini juga kental dan lengket, tidak berbau menyengat.

– Saat mendekati masa ovulasi, keputihan biasanya menjadi lebih ringan dan basah. Anda mungkin juga melihat lebih banyak keputihan saat Anda terangsang secara seksual atau hamil.

– Bening dan encer Jika keputihan Anda bening namun encer dan seperti lendir, bukan encer, ini menandakan Anda mungkin sedang berovulasi.

– Keputihan berwarna coklat atau berdarah dapat terjadi sebelum dan sesudah siklus menstruasi. Keluarnya darah dari vagina juga bisa terjadi di antara periode menstruasi. Ini disebut corengan.

Flek yang terjadi saat haid biasa dan setelah berhubungan intim tanpa pembatas atau pelindung lainnya bisa menjadi tanda kehamilan. Dan flek di awal kehamilan bisa menjadi tanda keguguran.

– Keputihan berwarna kuning atau hijau mungkin bukan merupakan tanda adanya masalah kesehatan, karena warnanya dapat berubah secara alami jika terkena udara. Namun keputihan berwarna kuning tua atau hijau, apalagi jika kental, menggumpal, atau disertai bau tak sedap, merupakan tanda Anda harus berkonsultasi dengan ahli kesehatan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *