Manila, prestasikaryamandiri.co.id – Pengawal Wakil Presiden Sara Duterte diganti hanya beberapa hari setelah ancaman pembunuhan Presiden Marcos muncul. Pergantian pengawal wakil presiden Filipina terjadi hanya beberapa hari setelah Departemen Kehakiman meluncurkan penyelidikan atas dugaan ancaman pembunuhan.
Juru bicara kepolisian dan panglima militer Filipina mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan untuk mengganti terdakwa Sara Duterte dengan gabungan tentara dan polisi terkait dengan penyelidikan.
Juru bicara kepolisian nasional Kolonel Jean Fajardo mengatakan polisi meminta jaksa untuk mengajukan tuntutan terhadap wakil presiden dan anggota timnya karena diduga membatasi pergerakan kepala stafnya. “Kita tidak bisa membiarkan ini berlalu begitu saja,” kata Fajardo.
Dalam konferensi terpisah, panglima militer Jenderal Romeo Brawner mengonfirmasi bahwa tentara yang menjaga Sara Duterte telah dibebastugaskan. Dia belum bersedia menjelaskannya secara detail.
Departemen Kehakiman Filipina menuduh Sara Duterte mendalangi ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos. Pengadilan akan memanggil Sara Duterte untuk hadir awal pekan depan.
Pada konferensi pers akhir pekan lalu, Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengatakan dia memerintahkan seseorang untuk membunuh Presiden Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos dan sepupunya Martin Romualdez, ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
“Jika saya mati, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka,” kata Sara Duterte tentang ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos.
Banyak yang menilai aliansi Marcos-Duterte yang meraih kekuasaan pada pemilu presiden 2022 runtuh menyusul ancaman pembunuhan Presiden Marcos. Sara Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, bisa menjadi penerus Presiden Marcos jika ia tidak mampu menyelesaikan masa jabatan enam tahunnya.
Sara Duterte menghadapi penyelidikan yang dipimpin oleh Romualdez atas tuduhan penyelewengan dana pemerintah senilai jutaan dolar. Romualdez dan Duterte diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028.