Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi hingga April 2024 yang relatif sesuai ekspektasi pasar.
Beberapa penyumbang utama inflasi tahunan (year-on-year) antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, kelompok transportasi dominan bulanan (bulan ke bulan/bln) menyumbang 0,93% ibu.
Selain itu, berdasarkan kelompok komponen utama, inflasi bulanan pada bulan April tahun ini juga berdampak pada harga emas perhiasan, minyak goreng (minyak sawit/CPO), dan gula pasir.
Lalu bagaimana nasib sektor komoditas?
Rizkia Darmawan, Analis Riset Mirae Asset Sekuritas, mengatakan komponen utama inflasi berasal dari kelompok volatil food seperti beras, bawang merah, paprika, bahkan CPO.
Harga CPO mengalami kenaikan dalam beberapa minggu terakhir bahkan sebulan terakhir. Oleh karena itu, kenaikan harga ini dikhawatirkan dapat mengikis margin sektor konsumen yang bergantung pada impor bahan baku pangan.
Jadi kalau perusahaan konsumen lebih terbuka terhadap impor, maka mereka akan mendapat tekanan ketika harga ini di rupee, kata Rizkia Dharmawan, investor pembuka pasar, Jumat (3/5/2024).
Oleh karena itu, tambahnya, saham-saham terkait CPO harusnya bergerak mengikuti (harga) pasar seiring kenaikan harga komoditas. Selain itu, saham-saham yang bergerak di produk emas telah meningkat tajam sejak Maret lalu seiring dengan naiknya harga emas.
“Jadi investor mulai melakukan pricing pada saham-saham emas kemarin juga, jadi kalau kita lihat valuasinya, mereka mulai menaikkan harga emas (bersamaan),” ujarnya.
24 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan akan sebesar 3% pada April 2024 atau Indeks Harga Konsumen meningkat dari 103,3 pada April 2023 menjadi 106,4 pada April 2024.