Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2024 diperkirakan meningkat hingga Rp 609,7 triliun atau 2,7% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir tahun 2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan target awal sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29% PDB.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (MINCO) Erlang Hararto menilai angka tersebut masih dalam kondisi baik. Sebab, defisit APBN 2024 sebesar 2,7% masih di bawah level 3%.
“(Defisit APBN 2024) sebesar 2,7% dalam kisaran yang baik,” kata Erlanga di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/7/2024).
Selain itu, Erlanga menjawab pertanyaan mengenai batas bawah defisit fiskal pada RAPBN 2025 yaitu sebesar 2,82% dari 2,82% dari sebelumnya 2,45%.
“Kemarin ada perdebatan antara itu dengan 2,8%. Jadi 2,7% itu kisaran bagus. Spread 2025 (RAPBN) di bawah 3%, jadi 2,7% aman,” tegasnya.
Sebelumnya, defisit APBN 2024 diperkirakan meningkat menjadi Rp609,7 triliun atau 2,7% PDB pada akhir tahun 2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan target awal sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29% PDB.
Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulani Andrawati menjelaskan peningkatan defisit tersebut disebabkan penerimaan negara mengalami koreksi atau tidak mencapai target. Pada saat yang sama, belanja pemerintah tumbuh sebesar 9,3%.
“Kami memperkirakan APBN tahun 2024 akan berakhir dengan defisit neraca primer sebesar Rp110,8 triliun dan defisit kumulatif sebesar Rp609,7 triliun. Artinya, defisit tersebut akan meningkat dari 2,29% menjadi 2,7% terhadap PDB,” kata Sri Mulani dalam siaran persnya sesi kerja. Bersamaan dengan penatausahaan anggaran DPR, Senin (8/7/2024).