Badung, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintah Indonesia dan negara-negara Afrika berjanji terus bekerja sama memperkuat kemitraan strategis di tiga bidang. Ketiga bidang tersebut adalah energi hijau, hilir, dan sumber daya manusia.
“Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperkuat hubungan, membangun kemitraan yang saling melengkapi dan memperkuat kehadiran negara-negara Selatan di kancah internasional. Kami percaya bahwa kemitraan ini tidak hanya akan mendorong pembangunan ekonomi, tetapi juga mendorong pengembangan sumber daya manusia.” Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rossan Roslani menghadiri sidang pleno tingkat tinggi yang digelar di Bali International Convention Center, Senin (9 Februari 2024).
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, perubahan iklim dan kesenjangan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua sektor tersebut. Rosen menyerukan kepemimpinan global dan peran aktif negara-negara Selatan untuk mewujudkan kemitraan strategis ini.
“Saya berbicara di sini untuk bersama-sama mendukung kepemimpinan global Selatan untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan negara-negara di Global South. “Karena masa depan ada di Global South.” Duta Besar untuk Indonesia 2021 Amerika Serikat 2023 Dijelaskan sebagai masa jabatan satu tahun .
Rosen percaya bahwa posisi strategis dan pengalaman pembangunan ekonomi Indonesia saat ini menjadikannya pemain kunci dalam memperkuat kemitraan Global Selatan.
Rosen juga menyoroti sinergi antara Visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Pembangunan Afrika 2063 yang dapat mewujudkan lingkungan global yang lebih adil. Kedua perspektif ini berfokus pada beberapa bidang ketahanan pangan, kesehatan, dan energi berkelanjutan.
Salah satu kemungkinan kerja sama antara Indonesia dan Afrika adalah di bidang industri nikel. Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia dan salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik.
Di sisi lain, Zimbabwe memiliki sumber daya litium dan Maroko memiliki simpanan fosfat. Ketiga negara ini dapat bekerja sama dan bekerja sama untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi penting terhadap transisi menuju energi hijau,” kata Rosen.
Selain energi hijau, Rosson juga berbicara tentang potensi kemitraan lain, seperti hilirisasi pertanian (rumput laut) dan perkebunan (kelapa sawit).
Sebagai tindak lanjutnya, Rosen mendukung pertemuan rutin tingkat tinggi antar daerah untuk lebih memahami kebutuhan kedua belah pihak.