JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang pekerja di pabrik Delta Electronics di Thailand, May, terjatuh saat bekerja dan kemudian meninggal, sehari setelah manajernya menolak melepaskannya karena sakit.
Berdasarkan pemberitaan Bangkok Post, Minggu (24/9/2024), Mei didiagnosis menderita kolitis ulseratif dan mendapat surat keluar dari dokter pada awal September 2024, mengawali kejadian buruk tersebut. Meski dirawat di rumah sakit selama empat hari, kondisinya tidak kunjung membaik. Mei, yang mengkhawatirkan kesehatannya, memutuskan untuk mengambil cuti dua hari lagi.
Apalagi pada 12 September 2024, rasa lelah dan nyeri masih terus menggerogoti tubuh May. Ia kembali mengajukan permohonan cuti sakit kepada manajernya pada 13 September 2024 karena merasa kondisinya semakin memburuk. Namun, tanggapan yang diterimanya membuat kekhawatirannya terhenti.
Manajernya meminta Mei datang kerja terlebih dahulu untuk menyerahkan surat keterangan dokter baru sebelum ia diberikan cuti. Padahal, menurut teman-temannya, May sempat cuti sebelum meninggal.
May pergi bekerja keesokan harinya dengan kesakitan. Baru 20 menit berolahraga, tubuh sudah tidak sanggup menahan beban. Dia terjatuh ke lantai pabrik dan pingsan. Kondisi Mei sangat buruk sehingga dia dilarikan ke rumah sakit. Malam berikutnya, May meninggal karena necrotising enterocolitis, penyakit serius yang mempengaruhi sistem pencernaannya.
Kabar duka menjadi viral di media sosial ketika foto-foto grup chat rekan kerja tersebut mulai bermunculan. Netizen mengkritik perusahaan karena tidak memperhatikan masalah kesehatan karyawannya.
Delta Electronics Thailand telah membuat pengumuman melalui halaman Facebook mereka. Perusahaan sangat berduka atas meninggalnya May. Mereka memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
Namun, ada banyak kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari jika May mendapat dukungan yang lebih baik. Mengapa hak karyawan atas istirahat medis yang layak harus dikompromikan karena takut kehilangan pekerjaan? Pertanyaan-pertanyaan ini telah lama diperdebatkan di media sosial, tentang hak pekerja atas cuti sakit dan tanggung jawab perusahaan untuk mempertahankan pekerjanya.