Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat memprediksi penyakit Alzheimer tujuh tahun sebelum gejala pertama muncul. Hal ini memungkinkan korban menerima pengobatan dini untuk melawan penyakitnya.
Merujuk Decrypt.con, Kamis (4/7/2024), teknologi AI terkini terungkap dalam penelitian yang dilakukan National Institutes of Health Amerika Serikat (AS). Sebelum memasukkan data untuk melatih sistem dengan pembelajaran mesin, analisis penggunaan rekam medis pasien.
Model AI dikatakan 70% akurat dalam memprediksi Alzheimer dalam tujuh tahun ke depan dan 80% akurat pada hari sebelum diagnosis.
Faktanya, ketika peneliti menambahkan rincian demografi dasar seperti tahun lahir, jenis kelamin, ras, dan etnis, akurasi prediksi meningkat hingga 90%.
“Dalam beberapa tahun terakhir, catatan kesehatan elektronik telah menjadi sumber informasi yang kaya dan berguna untuk memahami dan memprediksi penyakit kompleks, khususnya penyakit Alzheimer,” kata studi tersebut.
Para peneliti menggunakan penelitian sebelumnya yang menggunakan catatan kesehatan untuk melacak perkembangan Alzheimer, serta model yang mengidentifikasi atau memprediksi demensia dari data klinis.
Para peneliti mengatakan bahwa gangguan neurodegeneratif lebih parah, berbeda dan lebih sulit didiagnosis, sehingga penyakit pada lansia semakin meningkat.
“Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum terjadi setelah usia 65 tahun, dan depresi serta gejala kognitif lainnya lebih menyulitkan pasien dan perawat mereka,” tulis para peneliti.
Untuk melakukan penelitian ini, para peneliti di Universitas San Francisco mengumpulkan data klinis terhadap lebih dari 250.000 orang dari National Medical Records Registry, yang mencakup jutaan orang antara tahun 1980 dan 2021.
Model AI dilatih pada 70% catatan pasien, termasuk pasien Alzheimer dan mereka yang tidak menderita penyakit tersebut. Sisanya 30% dari catatan pasien tersedia untuk digunakan dalam bagian evaluasi penelitian.
AI dapat memprediksi timbulnya penyakit Alzheimer dengan sangat akurat.
“Temuan ini mendukung hipotesis bahwa penyakit Alzheimer mungkin berhubungan dengan penuaan atau kelemahan umum, yang mungkin terjadi pada sistem non-neuronal, baik sebelum atau bersamaan dengan depresi,” tulis para peneliti.