Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, pada Sabtu (9 Juli 2024) meminta Gereja Katolik di Papua Nugini memberikan perhatian khusus terhadap perempuan yang mengalami pelecehan dan marginalisasi. Seruannya muncul di negara yang tingkat kekerasan terhadap perempuan dua kali lipat dari rata-rata dunia.

Menurut kantor berita AP, pada hari pertama kedatangannya di Papua Nugini, Paus Fransiskus mendengar langsung kisah sedih perempuan di negara tersebut. Biarawati itu menceritakan bagaimana gereja membantu perempuan yang dianiaya, dituduh melakukan sihir, atau ditolak oleh keluarga mereka.

“Saya juga memikirkan orang-orang yang terpinggirkan secara moral dan fisik serta dirugikan oleh prasangka dan takhayul. Kadang-kadang mereka harus mempertaruhkan nyawa mereka,” kata Paus Fransiskus, menekankan pentingnya keterlibatan Gereja terhadap kaum marginal dengan cinta dan kelembutan.

Menurut data dari UN Women, sekitar 60 persen perempuan di Papua Nugini pernah mengalami pelecehan fisik dan seksual oleh pasangannya, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Tuduhan santet sering terjadi di sana. Negara ini menduduki peringkat 151 dari 166 negara dalam Indeks Ketimpangan Gender tahun 2022 oleh Program Pembangunan PBB.

Hari itu, Paus Fransiskus juga menanggapi seruan Gubernur Papua Nugini Bob Dadai untuk lebih melindungi hak-hak perempuan. Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin politik dan diplomat, Paus Fransiskus menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan negara.

“Mereka memberi kehidupan, menciptakan dan mengembangkan negara,” tegasnya.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Papua Nugini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke empat negara di Asia Tenggara dan Oseania, serta merupakan salah satu kunjungan terpanjang yang dilakukan seorang Paus. Sebelum mengunjungi Papua Nugini, Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *