Beirut, prestasikaryamandiri.co.id – Pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah oleh Israel mungkin tidak hanya terjadi di Lebanon tetapi juga di seluruh wilayah.
Nasrallah telah memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade. Kematiannya menandai pukulan besar bagi kelompok yang didukung Iran setelah berbulan-bulan berperang melawan Israel.
Dengan serangan terus-menerus yang datang dari Israel, Hizbullah kini harus menunjuk pemimpin baru dan bersiap menghadapi konflik kekerasan yang dapat meluas menjadi perang yang lebih luas.
Dr Sedomir Nestorovic, profesor geopolitik di ESSEC, mengatakan: “Selama bertahun-tahun, Nasrallah memimpin Hizbullah dan menguasai sebagian besar Lebanon. Dia mengubah permainan tidak hanya di Lebanon atau Iran, tetapi juga di negara-negara tetangga dan Timur Tengah.” Sekolah Bisnis Asia Pasifik.
Militer Israel mengatakan pada Sabtu (28/9/2024) bahwa Nasrallah tewas dalam serangan udara terhadap markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut kemarin. Hizbullah kemudian mengkonfirmasi kematian Nasrallah.
Israel menambahkan bahwa serangan udara itu juga menewaskan sejumlah pemimpin Hizbullah lainnya yang jumlahnya tidak diketahui.
Siapa calon pengganti Nasrallah? Orang yang dianggap penerus Nasrallah adalah sepupunya Hashem Saffieddin.
Dia memantau urusan politik dan sipil Hizbullah, termasuk pendidikan dan sistem keuangan. Pria berusia 60 tahun itu masuk dalam daftar orang paling dicari di Amerika Serikat sejak 2017.
Dalam beberapa tahun terakhir, Nasrallah jarang tampil di depan publik dan kerap diwakili oleh Safaidin. Pekan lalu dia memimpin pemakaman seorang petinggi Hizbullah yang tewas dalam ledakan perangkat komunikasi yang dituduh dilakukan oleh Israel.
Namun, dengan sebagian besar pemimpin kelompok tersebut tewas dalam serangan udara pada Jumat (27/9/2024), Nestorovic mengatakan kepemimpinan baru juga bisa datang dari luar Lebanon. Hizbullah memiliki hubungan dengan milisi lain yang didukung Iran, termasuk di Iran, atau di Suriah dan Irak.