NTT, prestasikaryamandiri.co.id – Presiden pertama Indonesia, Tuan Soekarno (Bung Karno), diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934-1938 di sebuah rumah sederhana di Jalan Perwira, Desa Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, NTT. Hingga saat ini, rumah orang yang dideportasi tersebut masih terawat dengan baik, dan menjadi saksi bisu dalam perjalanan panjang sang khatib.

Bung Karno menginap di rumah ini sejak 14 Januari 1934 hingga 16 Oktober 1938. Tak sendirian, Bung Karno pun ikut berangkat bersama keluarganya. 

Syafrudin, Pengurus Rumah Pengasingan di Ende, kepada prestasikaryamandiri.co.id, Senin (8/7/2024) mengatakan, Bung Karno menemani istrinya selama 4 tahun pengasingan bersama Inggit Garnasih, ibu mertuanya, Amsi, dan dirinya. Putri tiri Ratna Djuami.

Saat memasuki halaman depan rumah pengungsi, pengunjung akan disambut dengan patung Bulgano yang terbuat dari perunggu yang anggun. Taman yang ditata dengan indah menambah nuansa pedesaan pada rumah bersejarah ini.

Begitu masuk ke dalam rumah, aura sejarah terasa. Barang-barang peninggalan Bugano tertata rapi di dalam gelas. Diantaranya ada biola, meja, barang lukisan tangan Bung Karno, buku kayu, baja, ceret, dan ya Tapi pulpen panah. Semua koleksi ini terpelihara dengan baik, seolah membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Dinding rumah juga dihiasi gambar Boon Tet dan keluarganya semasa pengasingan. Ada juga lakon karya Bung Kukno, barang pecah belah seperti piring hias, serta akta nikah dan akad cerai Bung Kano dan Ingkit. Benda-benda tersebut memberikan gambaran detail tentang keseharian Pak Bugano selama berada di luar kota.

Ada dua kamar tidur di dalam rumah. Kamar tidur Bung Karno berada di sebelah kanan, dilengkapi tempat tidur dengan kelambu, lemari pakaian, dan ruang gantung. Di sebelah kiri adalah kamar dengan dua tempat tidur. Satu untuk Amsi dan satu lagi untuk Ratna Djuami. Di belakang rumah terdapat musala dan sumur yang sering digunakan oleh para biksu Buddha.

Tempat istimewa Bung Karno di sini adalah musala. Bung Karno sering duduk di sana, bermeditasi, berdoa bersama keluarganya, kata Syafrudin.

Suasana asri dan sejuk menambah kenyamanan berkunjung ke rumah yang tenang ini. Berjarak sekitar 10 menit dari Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, Rumah Pengasingan Bung Karno bisa menjadi objek wisata sejarah yang menarik. Rumah di pengasingan ini dibuka untuk umum setiap hari Senin dan Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *