Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Prospek pemasok di sektor batu bara positif karena meningkatnya permintaan akibat La Nina. Iklim alami yang menyebabkan udara lebih dingin ini akan menyebabkan permintaan emas hitam semakin meningkat karena ketersediaan (suplai) yang terbatas.
“Saya melihat sektor batubara memiliki potensi yang cukup baik. Pertama, jika dilihat dari harganya, batubara merupakan komoditas yang lemah dibandingkan komoditas lainnya,” kata Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi dalam acara “Pembukaan Pasar Investor” IDTV, Rabu. (17/07/2024).
Jika dilihat dari tahun ke tahun (sejak awal tahun), Wafi mengatakan, harga batu bara belum mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan, kata dia, masih negatif sejak awal tahun. Berbeda dengan harga komoditas lain seperti minyak, nikel, tembaga, emas, bahkan minyak sawit mentah (CPO) yang mengalami kenaikan. Seiring dengan kondisi La Nina, hal ini akan menyebabkan harga batu bara naik.
“Kami memperkirakan pasokan akan semakin kecil, sedangkan dari sisi permintaan ada kemungkinan meningkat sehingga mampu menaikkan harga batu bara ke depan,” ujarnya.
Meski dunia sedang mengkampanyekan energi terbarukan (EBT), Wafi menilai saat ini batu bara masih mendominasi sebagai sumber energi dan belum bisa tergantikan sepenuhnya. Apalagi harganya lebih murah dibandingkan EBT.
Wafi menyarankan investor untuk memantau cadangan batubara seperti PT Indotambang Megah Raya Tbk (ITMG), PT Adaro Energi Tbk (ADRO) dan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA). Meski sudah terlihat pertumbuhan, dan dalam jangka pendek akan terkoreksi dulu, namun valuasi saham-saham tersebut masih murah, ujarnya.