Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pabrik peleburan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, akan memperkuat pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, smelter tembaga merupakan bagian penting dari realisasi hilirisasi tembaga yang menjadi komponen ekosistem kendaraan listrik.
Baca juga: Permintaan Mobil Listrik Bekas Besar Sekali, Ini Jelas Alasannya “Mobil listrik butuh tembaga. Jadi kalau kita sertakan ekosistemnya, kita akan menjadi salah satu negara yang cukup bahan baku baterai listriknya,” kata Bahlil, dikutip Antara, Sabtu (29 Juni 2024). Selain itu, Bahlil menjelaskan salah satu produk hilir tembaga yang dihasilkan untuk ekosistem EV adalah bahan foil tembaga serbaguna yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembungkus aki kendaraan listrik. “Kami pikir di hilir, tembaga ini merupakan bagian dari alat yang digunakan. untuk membuat bahan aki, digunakan untuk menutupi aki,” ujarnya. Sementara itu, Ketua dan Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan, pihaknya berharap pabrik peleburan tembaga PTFI yang terakhir bisa mulai beroperasi pada Agustus 2024. Sebab, perseroan memerlukan waktu ‘enam hingga tujuh minggu untuk menghangatkan lelehan tersebut sebelum masuk. fase leleh.
Baca juga: Pembangunan Smelter Freeport di Gresik menimbulkan multiplier effect bagi perekonomian Jawa Timur. Pabrik peleburan PT Freeport Indonesia dirancang untuk memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Smelter yang dioperasikan PT Smelting ini akan memiliki total kapasitas pemurnian sebesar 3 juta ton per tahun. Ini akan menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak setiap tahunnya. Sedangkan nilai investasi kumulatif proyek tersebut menempati lahan seluas 100 hektare di Kawasan Ekonomi Umum dan Khusus Pelabuhan Jawa (KEK). -JIPE) mencapai Rp 55 triliun atau sekitar 3,67 miliar USD.