Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Ekonom Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi mengatakan, nilai tukar rupiah yang berada di bawah asumsi APBN atau di atas 16.000 berarti daya serap negara terhadap produk otomotif mengalami penurunan.

Hal ini tercermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor pada semester I 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pertama, suku bunga meningkat dan ini mempengaruhi permintaan sepeda motor. Saya kira harga-harga naik karena melemahnya nilai tukar kita. “Ada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kendaraan,” jelas Equiarta Curtibi dalam “Investor Market Today” di IDTV, Senin (15/7/2024).

Meski menurut data bea dan cukai, lanjut Acu, impor kendaraan pada periode Januari-Maret 2024 sebenarnya paling besar, namun daya serap internal masih kurang.

“Saya kira ini faktor jangka menengah, kita lihat perkembangan pergerakannya dalam 2-3 bulan ke depan dalam konteks ekspektasi yang semakin baik, terutama terkait stabilitas harga dan membaiknya kondisi perekonomian lainnya,” jelasnya. . Dia.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan penjualan sepeda motor pada semester I 2024 mencapai 3.170.994 unit atau naik 0,9% year-on-year (YoY) dibandingkan 3.201.930 unit pada semester I 2023. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *